Bell's Palsy

Apa Itu Bell's Palsy?
Bell's palsy adalah kondisi medis yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot-otot di satu sisi wajah.
Kondisi ini terjadi ketika saraf kranial ketujuh, saraf yang mengendalikan otot-otot wajah mengalami peradangan atau tekanan.
Meskipun dapat dialami oleh siapa saja, bell's palsy lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama di antara usia 16 hingga 60 tahun.
Bell's palsy seringkali menyebabkan setengah wajah tampak turun dan sulit untuk tersenyum atau menutup mata di sisi yang terkena.
Gejala Bell's Palsy
Gejala Bell's palsy biasanya muncul secara tiba-tiba, sering kali dalam waktu 48 jam.
Beberapa gejala bell’s palsy meliputi:
- Wajah terlihat menurun di satu sisi, ini termasuk dahi, alis, mata, dan sudut mulut
- Sulit untuk tersenyum atau menutup mata di sisi yang terkena
- Wajah berkedut
- Kehilangan kemampuan untuk menggerakkan otot wajah di sisi yang terkena
- Sakit atau ketidaknyamanan di sekitar rahang atau belakang telinga
- Mata kering atau berair
- Keluarnya air liur secara berlebihan
- Kesulitan makan atau minum karena kelemahan otot
- Penurunan indera perasa pada 2/3 bagian depan lidah
- Sakit kepala
- Mati rasa
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Kepekaan terhadap suara (hiperakusis)
Gejala bell’s palsy ini biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah. Meski begitu, pada beberapa kasus, seseorang mengalami gejala bell’s palsy ini pada kedua sisi wajahnya.
Penyebab Bell's Palsy
Peradangan dan kompresi saraf kranial ketujuh merupakan penyebab utama bell's palsy.
Saraf kranial ketujuh berperan dalam membawa sinyal saraf yang mengendalikan gerakan dan ekspresi wajah. Saraf ini juga membawa sinyal saraf yang terlibat dalam pengecapan dan produksi air mata.
Setiap orang memiliki dua saraf kranial, masing-masing mengendalikan satu sisi wajah. Ketika salah satu saraf meradang, hal itu memengaruhi cara seseorang menggerakkan otot-otot di satu sisi wajah.
Para ahli percaya, penyebab bell’s palsy sering kali dikaitkan dengan infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada saraf wajah.
Beberapa virus yang diyakini dapat memicu bell's palsy, di antaranya:
- Virus herpes simpleks (HSV-1) (penyebab herpes bibir)
- Virus varicella-zoster (penyebab cacar air dan herpes zoster)
- Virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis)
- Beberapa virus yang menyebabkan flu atau pilek
Faktor Risiko Bell’s Palsy
Selain itu, Anda juga memiliki peluang lebih besar untuk mengalami bell’s palsy jika Anda memiliki kondisi seperti:
- Diabetes
- Infeksi saluran pernapasan, seperti pilek atau flu
- Penyakit autoimun
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit Mononukleosis
- Herpes zoster
- Obesitas
- Preeklamsia, jenis tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan
- Pernah menderita bell's palsy sebelumnya
Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Bell’s Palsy
Selama mengalami bell’s palsy, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari untuk mencegah kondisi memburuk.
Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat bell’s palsy di antaranya:
- Segera temui dokter spesialis saraf dan jangan mengabaikan tanda-tanda bell’s palsy
- Menunda pengobatan yang bisa memperlambat pemulihan
- Beraktivitas berat pada wajah seperti berbicara terlalu lama atau mengunyah makanan keras, karena ini dapat memperburuk kelemahan otot
- Saraf wajah yang terkena bell’s palsy lebih sensitif terhadap suhu dingin. Sebaiknya hindari terpapar angin langsung, terutama di wajah
Pencegahan Bell’s Palsy
Sayangnya, tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah bell's palsy.
Sebab, penyakit ini terkait dengan infeksi virus tertentu, tetapi tidak semua orang yang mengalami infeksi virus tersebut mengalami bell's palsy.
Jika Anda memiliki faktor risiko untuk kondisi tersebut, seperti diabetes, obesitas atau tekanan darah tinggi, mengelola kondisi tersebut dengan baik dapat membantu mengurangi risiko Anda mengalami bell’s palsy.
Bell’s Palsy Apakah Bisa Sembuh?
Kabar baiknya, sebagian besar kasus bell’s palsy dapat sembuh sepenuhnya. Pemulihan biasanya terjadi dalam dalam beberapa minggu atau bulan setelah dimulainya gejala.
Namun, gejala bell's palsy mirip dengan kondisi medis yang serius, seperti stroke . Inilah mengapa penting untuk segera konsultasi dengan dokter spesialis saraf segera setelah Anda menyadari kelemahan otot di wajah Anda.
Jika Anda mencurigai tanda-tanda bell’s palsy, segera konsultasikan dengan dokter spesialis saraf untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Sumber:
WebMD. Bell’s Palsy. 14 November 2023.
Cleveland Clinic. Bell’s Palsy.
Health Direct. Bell’s Palsy.
Hopkins Medicine. Bell's Palsy.