Skip to main

Tantangan yang Dihadapi Klinik di Indonesia Selama Pandemi

Bulan Maret tahun ini genap sudah 2 tahun pandemi melanda dunia. Selama 2 tahun ke belakang, berbagai sektor industri mengalami goncangan hebat karena ketidakpastian ekonomi. Tidak terkecuali penyedia layanan kesehatan seperti klinik. Banyak masalah yang harus segera diselesaikan untuk bisa tetap memberikan pelayanan terbaik. Tentu saja sembari mempertahankan kinerja bisnis dan mengembangkan usaha.

Faktanya, selama pandemi kunjungan ke pusat-pusat kesehatan terus mengalami penurunan. Kekhawatiran masyarakat terhadap penularan virus COVID di pusat-pusat kesehatan membuat mereka mengurungkan niat memeriksakan diri ke rumah sakit. Hal ini terlihat dari data Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 silam.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, terjadi penurunan jumlah kunjungan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN di berbagai fasilitas kesehatan. Jika di tahun 2019 ada 433,39 juta kunjungan, pada tahun 2020 hanya ada 362,7 juta kunjungan. Artinya terjadi penurunan sampai 70,69 juta kunjungan. Penurunan ini terjadi pada semua jenis layanan baik rawat jalan tingkat pertama sampai tingkat lanjut. Lalu, bagaimana pengusaha klinik bisa menyikapi hal ini?

Melakukan Perbaikan Standar dan Jumlah Tempat Tidur

Saat ini masih banyak klinik yang memiliki fasilitas tidak sesuai standar. Khususnya dalam penyediaan tempat tidur. Seperti yang kita ketahui, fasilitas rawat inap masih menjadi sumber pendapatan yang cukup besar bagi klinik maupun rumah sakit. Dengan menyediakan bangsal inap yang layak dan sesuai standar, akan lebih banyak pasien yang mempertimbangkan untuk melakukan perawatan di klinik.

Di Klinik Pintar, klinik mitra tidak hanya akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnis, tapi juga membantu standarisasi fasilitas yang ada. Dengan begitu, klinik yang Anda kelola bisa memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.

Perubahan Perilaku Konsumen Dalam Mencari Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan MarkPlus, sebanyak 110 responden menyebut ada perubahan perilaku dari masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan dari klinik atau institusi kesehatan lainnya. Sebelum pandemi, sebanyak 31,8% responden umumnya mengunjungi fasilitas kesehatan setidaknya sekali dalam setahun.

Tidak hanya itu, survei juga mengungkap bahwa sebanyak 71,8% responden memilih untuk tidak datang langsung ke institusi kesehatan melainkan memilih menggunakan layanan kesehatan digital. Perubahan perilaku ini tidak semata-mata didorong oleh kekhawatiran pada pandemi, tapi juga karena teknologi yang semakin mumpuni. Ini merupakan tantangan yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari para pengelola klinik. Lantas, bagaimana solusinya?

Digitalisasi klinik adalah jawabannya. Dengan sistem digital, pasien tidak hanya lebih mudah dalam melakukan telekonsultasi, tapi juga saat akan melakukan pendaftaran untuk kunjungan ke klinik. Adanya digitalisasi juga akan memudahkan pengelola klinik karena aktivitas operasional seperti administrasi bisa dilakukan dengan lebih praktis dan efisien.

Tingginya Kebutuhan akan Tes COVID

Saat ini tes COVID merupakan salah satu layanan kesehatan yang banyak dicari. Tes PCR atau antigen kerap kali jadi salah satu dokumen yang harus dipenuhi oleh calon penumpang pesawat hingga menjadi berbagai persyaratan ujian CPNS yang dilakukan beberapa waktu lalu. Sayangnya di beberapa daerah, layanan ini belum tersedia secara merata, apalagi di klinik-klinik.

Dengan menyediakan fasilitas tes COVID, pengelola klinik tidak hanya memudahkan masyarakat, tapi juga bisa meningkatkan peluang kunjungan ke fasilitas kesehatan yang disediakan.

Menilik semua tantangan di atas, Klinik Pintar bekerja sama dengan PB IDI siap membangun sistem kemitraan dengan para pengelola klinik. Kami bisa membantu Anda menemukan akar permasalahan yang dihadapi oleh klinik Anda dan mencari solusi terbaik untuk mengatasinya.

Kemitraan antara klinik dengan Klinik Pintar bisa dilakukan dengan dua cara yakni tipe virtua dan tipe prima. Tipe virtua disiapkan bagi para pemilik klinik yang ingin melakukan pengelolaan bisnis secara penuh dengan dukungan digitalisasi dan bisnis dari Klinik Pintar.

Sementara itu, kemitraan tipe prima diperuntukkan bagi pemilik atau pengelola klinik yang membutuhkan pendampingan dari sisi teknologi, bisnis dan standarisasi pelayanan serta fasilitas yang ada. Konsultasikan kebutuhan klinik Anda sekarang juga dengan Klinik Pintar.