Skip to main

Mengenal Penyakit Lupus dan Cara Mengobatinya

Penyakit lupus menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga sering disebut sebagai penyakit autoimun. Berdasarkan Pusat data dan Informasi (PUSDATIN) Kemenkes pada 2016 ada sekitar 2.166 pasien yang melakukan rawat inap karena lupus. Biasanya pasiennya berada pada usia produktif yakni 15-50 tahun. Jenisnya juga beragam seperti berikut:

Penyebab Lupus

Penyebabnya sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni sebagai berikut:

Hormon

Kebanyakan lupus menyerang wanita karena hormon estrogen yang dimilikinya lebih banyak. Hormon ini juga dikenal dengan immuno-enhancing, yakni sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada pria. Sayangnya sistem imun ini bisa berbalik menyerang tubuh sehingga wanita bisa dengan mudah mengalami penyakit autoimun.

Lingkungan

Faktor lingkungan juga bisa menjadi penyebab seseorang terkena lupus. Misalnya intensitas tinggi terkena asap rokok, sinar matahari, hingga infeksi virus tertentu. Zat ini dapat memicu peradangan dan mendorong pembentukan auto-antibodi yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri.

Genetik

Anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini memiliki risiko terkena penyakit yang sama. Variasi genetik mempengaruhi bagaimana imunitas merespon dan tak jarang hasil DNA autoimmune positif. Walaupun begitu kecenderungan ini ada pula yang tidak memicu kondisi autoimun.

Jenis Lupus

Berdasarkan P2PTM Kemenkes RI membagi beberapa jenis penyakit lupus yakni di antaranya adalah:

1. Systemic Lupus Erythematosus

Jenis penyakit ini paling umum dan disingkat dengan SLE yang bisa mempunyai fase gejala buruk bergantian dengan gejala ringan. Kebanyakan penderita SLE tetap bisa hidup normal bila menjalani pengobatan secara teratur.

2. Lupus Induksi Obat

Kategori Lupus Induksi Obat atau Drug-Induced timbul karena paparan obat dan menghilang saat obat dihentikan. Umumnya berisiko bagi pasien lupus yang menggunakan obat tertentu dalam jangka waktu lama. Beberapa obat yang menyebabkan penyakit ini adalah minocycline, metildopa, hydralazine, procainamide hingga D-penicillamine.

3. Lupus Kutaneus

Jenis ini ditandai dengan munculnya ruam atau lesi pada kulit. Untuk mengidentifikasinya perlu diagnosa dan uji biopsi pada ruam sehingga sering disebut pula sebagai lupus kulit.

4. Neonatal Lupus

Neonatal lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena ibu yang melahirkannya mengalami kelainan antibodi.

Gejala Lupus

Thumbnail 2 - Mengenal Penyakit Lupus dan Cara Mengobatinya.jpg

Gejala lupus sendiri bisa diketahui secara umum didukung dengan diagnosis klinik yakni tandanya adalah:

  • Rambut rontok dan mengalami sakit dada serta sakit kepala
  • Nyeri sendi dengan bengkak dan kaku
  • Kelelahan dan mata kering
  • Sesak napas dan muncul lesi kulit serta saat area lesi kulit terkena paparan sinar matahari semakin memburuk
  • Kelenjar bengkak serta luka mulut yang tak kunjung sembuh
  • Anemia, nyeri otot, depresi, terjadi masalah ginjal, paru-paru atau jantung
  • Jari tangan dan kaki mulai memutih atau membiru khususnya saat berada di suhu dingin atau dalam periode stress
  • Ruam di bagian wajah meliputi pipi dan pangkal hidung atau bagian tubuh lainnya
  • Tak jarang penderitanya mengalami kejang-kejang

Untuk mendiagnosis penyakit lupus umumnya dilakukan pemeriksaan khusus. Beberapa tes yang perlu dijalani adalah tes darah, tes urine dan tes antibodi. Dokter akan mulai mengecek riwayat kesehatan keluarga dan menganjurkan biopsi kulit serta ginjal. Apabila hasilnya odapus maka pasien perlu melakukan perawatan yang sesuai dengan kesehatannya.

Pengobatan Penyakit Lupus

Thumbnail 3 - Mengenal Penyakit Lupus dan Cara Mengobatinya.jpg

Dalam menjalani pengobatan penyakit lupus, Anda harus merubah gaya hidup lebih sehat. Selain itu adapun beberapa dukungan obat lupus guna meningkatkan pemulihan.

Suntikan Obat

Untuk peradangan kulit biasanya dokter akan memberikan obat kortikosteroid. Pasien akan disuntik pada area ruam dalam beberapa minggu sekali. Efek samping dari obat lupus ini adalah tekanan darah tinggi, kenaikan berat badan bahkan tulang lebih keropos.

Pemberian Obat Topikal dan Oral

Ada pula pelayanan obat oral yakni hydroxychloroquine guna mengobati lupus sistemik selama bertahun-tahun. Obat lainnya yaitu metotreksat guna menekan sistem imun tubuh. Sementara obat topikal seperti krim, lotion atau salep dibutuhkan agar peradangan kulit berkurang. Pengaplikasiannya dua kali sekali seperti anjuran memakai salep tacrolimus.

Hindari Paparan Sinar Matahari

Penderita penyakit ini juga tidak disarankan terkena paparan sinar matahari maupun lampu neon. Apabila berkegiatan di luar ruangan gunakan topi dan pakaian pelindung maupun aplikasikan tabir surya.

Berhenti Merokok

Jalani hidup sehat dengan berhenti merokok agar penyakit lupus tidak semakin parah. Merokok juga meningkatkan resiko penyakit lainnya seperti serangan jantung dan pneumonia.

Kelola Stres dan Olahraga

Pahami tubuh dengan mengelola stres dan istirahat yang cukup. Jika tubuh letih hentikan segala kegiatan terlebih dulu. Konsumsi makanan tepat seperti buah-buahan, ikan dan makanan yang memiliki kandungan kalsium tinggi. Anda juga disarankan melakukan olahraga secara rutin agar menghindari gangguan sendi dan tulang. Dengan begitu gejala lupus tidak akan semakin parah.

Sumber:

Mayo Clinic. Lupus. 21 Oktober 2022

Pusdatin Kemkes. Infodatin Lupus. 2017