Skip to main

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri sehingga muncul luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, dubur, atau mulut. Penyakit ini lebih dikenal dengan raja singa. Dikarenakan tidak terasa sakit, banyak penderitanya tidak menyadari penyakit ini.

Dampak yang ditimbulkan dari penyakit sifilis adalah kerusakan jantung, otak maupun organ lain jika tidak ditangani dengan cepat. Bila penderitanya adalah ibu hamil bisa menimbulkan kondisi janin tidak normal bahkan kematian pada bayinya. Sebenarnya sifilis bisa saja dicegah dengan menggunakan alat pengaman saat berhubungan intim.

Kenali penyebab, gejala dan pengobatan yang perlu dijalani penderitanya dari ulasan singkat di bawah ini!

Penyebab Sifilis

Bakteri sifilis yang menyerang tubuh bisa tetap tidak aktif dalam beberapa dekade kemudian aktif kembali. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini disebut dengan treponema pallidum. Cara penyebarannya melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi saat berhubungan intim.

Bakteri akan masuk ke dalam tubuh lewat luka kecil atau lecet pada kulit. Selain itu kontak langsung dengan berciuman juga mampu meningkatkan resiko penyebaran bakteri sifilis. Penyebaran bisa menular dari ibu hamil ke janinnya ketika persalinan maupun kehamilan. Kondisi yang meningkatkan seseorang terkena sifilis antara lain ialah:

  • Terjangkit HIV
  • Berhubungan seksual tanpa pengaman atau kondom
  • Kerap gonta-ganti pasangan seksual misalnya menjalani hubungan poliamori
  • Mempunyai pasangan seksual penderita sifilis

Berdasarkan data Kemenkes dalam kurun waktu lima tahun terakhir yakni 2017-2022 terjadi peningkatan penyakit sifilis. Pada 2018 tercatat kasus sifilis mencapai 12.484 kasus dan pada 2022 mengalami peningkatan sebesar 20.783 kasus. Ini artinya ada peningkatan hingga 70% dalam lima tahun terakhir.

Sayangnya dari jumlah kasus tersebut hanya 41% yang mengakses layanan pengobatan. Sementara dari jumlah diatas ada 5.950 ibu hamil yang positif sifilis. Padahal dampak sifilis pada anak sangat fatal karena bisa tertular selama dalam kandungan. Bayi yang tertular sifilis akan mengalami luka dan gatal di alat kelaminnya bahkan hingga beranjak dewasa.

Gejala Sifilis

Penyebab Sifilis.jpg

Gejala sifilis bisa dibedakan berdasarkan 5 tahapannya yakni sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten, sifilis kongenital dan sifilis tersier. Berikut gejala sifilis sesuai dengan tahapan perkembangan penyakit:

Sifilis Primer

Pada tahapan ini, gejala akan muncul antara 10-90 hari usai penderitanya terpapar bakteri. Tanda-tandanya berupa luka kecil di kulit yang tidak terasa sakit dan lokasinya berada di sekitar kelamin.

Luka sifilis bisa berada di area mulut atau dubur dan tidak hanya di bagian luar saja. Luka ini bisa hilang dalam 3-6 minggu namun penderitanya bukan berarti sudah pulih. Area sengkalangan akan muncul benjolan sebagai penanda kelenjar getah bening bengkak. Kondisi ini merupakan tanda berkembangnya sifilis primer menjadi sekunder.

Sifilis Sekunder

Setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder akan ditandai dengan ruam yang muncul di bagian tubuh khususnya kaki dan telapak tangan. Ruam ini juga disertai kutil di area kelamin atau mulut namun tidak gatal.

Tanda lainnya yang ditimbulkan dari penyakit sifilis adalah nyeri otot, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok, demam, lemas, sakit tenggorokan dan turun berat badan.

Sifilis Laten

Pada tahapan ini tidak menimbulkan gejala apapun selama bertahun-tahun namun bakteri tetap ada dan masih bisa ditularkan. Usai 2 tahun, infeksi masih ada namun tidak menular kepada orang lain.

Sifilis Tersier

Sifilis tersier muncul antara 10-30 tahun usai terjadi infeksi pertama. Gejala yang ditunjukan dengan adanya kerusakan organ permanen. Dampaknya bisa menyebabkan kebutaan, stroke atau penyakit jantung.

Sifilis Kongenital

Tahapan ini terjadi karena sifilis bawaan yang mana penularannya terjadi dari ibu hamil kepada anaknya. Kondisi ini menyebabkan keguguran, kematian bayi hingga kematian janin. Bayi yang lahir dengan sifilis kongenital tidak akan menunjukan gejala awal namun pada kasus tertentu menunjukan timbulnya ruam di bagian telapak kaki maupun telapak tangan.

Saat penderitanya mengalami komplikasi serius mampu menunjukan gejala seperti anemia berat, gangguan saraf, meningitis, kelainan bentuk gigi, hingga pertumbuhan tulang abnormal.

Pengobatan Sifilis

Pengobatan Sifilis.jpg

Diagnosis penyakit sifilis biasanya dengan dilakukan pemeriksaan darah. Ada dua jenis diagnosis sifilis yakni tes TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) dan tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory). Langkah pengobatannya akan disesuaikan dengan tahapan perkembangannya.

Misalnya untuk sifilis primer dan sekunder dilakukan penyuntikan antibiotik ke dalam otot. Penderita sifilis tersier akan mendapatkan antibiotik lewat jalur intravena atau infus. Bagi ibu hamil yang terjangkit sifilis akan ditangani seperti pengidap sifilis tersier.

Selama menjalani pengobatan, dokter akan menyarankan tidak melakukan hubungan seks sampai infeksi sudah sembuh. Lakukan pemeriksaan terhadap penyakit sifilis secara rutin pada orang-orang yang memiliki resiko tinggi terjangkit.

Sumber: CDC. Syphilis – CDC Basic Fact Sheet. 10 Februari 2022 Yankes Kemkes. Sifilis. 28 Desember 2022 Dinkes Aceh. Fakta Sifilis, Penyakit Raja Singa Yang Serang Ribuan Anak Indonesia. 11 Mei 2023