Skip to main

Moms, Yuk Lakukan Pencegahan Autisme sejak Masa Kehamilan

Autisme merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini sulit diketahui penyebabnya. Beberapa penelitian mengatakan bahwa autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Terbukti dari jumlah anak yang menderita autisme meningkat hingga 10 kali lipat selama lebih dari 4 dekade terakhir. Kondisi ini menjadi perhatian khususnya bagi pasangan yang sedang mempersiapkan kehamilan. Penting untuk melakukan upaya-upaya yang mampu mengurangi resiko anak terlahir dalam Autism Spectrum Disorder (ASD).

Selama masa kehamilan memang sulit untuk mendeteksi apakah anak mengidap ASD atau tidak. Walaupun begitu, perkembangan janin dalam kandungan dapat diamati serta ditingkatkan agar menjadi solusi untuk mencegah anak mengalami autisme. Berikut penjelasan singkat terkait ASD serta tips pencegahan yang bisa diikuti.

Autisme pada Anak dan Gejalanya

Autisme pada Anak dan Gejalanya.jpg

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi penderitanya dalam berkomunikasi, berinteraksi serta berperilaku. Hal ini mengakibatkan penyandang ASD akan kesulitan memahami apa yang orang lain rasakan dan pikirkan. Gejala dan tingkat gangguan pada masing-masing anak pun berbeda-beda. Umumnya, gejala autisme pada anak terdiri dari 3 gangguan, yaitu gangguan bersosialisasi, gangguan berkomunikasi, serta gangguan berperilaku.

  1. Gangguan Bersosialisasi

Anak yang menderita autisme sulit untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Mereka cenderung memiliki dunianya sendiri dan sulit untuk peka terhadap perasaan orang lain maupun diri sendiri. Gangguan sosialisasi ini membuat anak yang menderita autisme sulit untuk berteman. Mereka juga cenderung untuk fokus terhadap suatu objek atau mata pelajaran di sekolah.

  1. Gangguan Berkomunikasi

Anak yang menderita autisme memiliki gangguan untuk berkomunikasi, seperti sulit berbicara, menulis, membaca, hingga memahami maksud dari perkataan orang lain. Umumnya, anak penderita autisme juga kesulitan untuk memahami bahasa isyarat, seperti melambaikan tangan atau menunjuk sesuatu. Gangguan komunikasi ini membuat anak penderita autisme kesulitan untuk memulai percakapan ataupun berbicara dengan orang di sekitarnya.

  1. Gangguan Berperilaku

Anak yang menderita autisme kesulitan untuk mengontrol perilakunya. Ia bisa saja marah ataupun menangis tanpa alasan yang jelas. Anak penderita autisme juga sulit memahami bahwa perilaku atau tindakan yang ia lakukan dapat membahayakan dirinya, misalnya menggigit tangan dengan kencang atau berlarian ke sana ke mari.

Pencegahan Autisme sejak Masa Kehamilan

Pencegahan anak autisme sebenarnya bisa dimulai sebelum masa kehamilan, saat hamil bahkan menjelang persalinan. Penyebab ASD bisa dikarenakan faktor eksternal seperti paparan zat kimia, pola makan hingga gaya hidup ibu hamil. Oleh karena itu untuk pencegahannya, Anda disarankan mengikuti langkah-langkah yang ada di bawah ini:

Perhatikan Obat yang Dikonsumsi

Sebelum dan selama kehamilan sebaiknya hindari konsumsi obat-obatan yang tidak memakai resep dokter. Resikonya mampu mempengaruhi tumbuh kembang janin bahkan menghambat jalannya oksigen kepada si kecil selama berada di rahim.

Pemakaian obat-obatan tertentu juga menyebabkan anak lahir ASD. Misalnya penggunaan antidepresan khususnya Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI) sering dikaitkan dengan risiko autisme.

Hal ini dikemukakan dalam jurnal Neuroscience & Biobehavioral Reviews pada 2015 silam yang menemukan peningkatan resiko ASD dari ibu terpapar SSRI selama kehamilan. Selain itu menurut hasil studi Journal of the American Medical Association menyatakan obat anti-epilepsi khususnya valproat yakni dijual dengan merek Depakote terbukti meningkatkan resiko ASD jika dikonsumsi selama kehamilan. Peningkatan resikonya bahkan mencapai angka 10%.

Atur Pola Makan Ibu Hamil

Atur Pola Makan Ibu Hamil.jpg

Ibu hamil sebaiknya mengontrol setiap asupan makanan yang dikonsumsi selama masa kehamilan. American Journal of Epidemiology menemukan bahwa ibu hamil yang kekurangan zat besi memiliki resiko lebih besar melahirkan anak ASD.

Untuk pertumbuhan otak janin dibutuhkan zat besi yang cukup. Asupan makanan yang mengandung senyawa ini bisa Anda dapatkan dari telur, roti, sereal, daging, makanan laut dan lainnya.

Lengkapi pula kebutuhan folat atau vitamin B9 yang dibutuhkan janin. Anda bisa mendapatkan makanan kaya asam folat dari buah-buahan seperti pepaya, jeruk, lemon, pisang dan lainnya. Asupan mineral juga dianjurkan oleh dokter selama masa kehamilan. Tujuannya adalah agar Anda bisa memberikan ASI eksklusif pasca melahirkan kedepannya.

Penggunaan Bahan Kimia

Pemakaian bahan kimia sehari-hari jangan sampai diabaikan sebab memberi pengaruh besar dalam tumbuh kembang janin. Penggunaan bahan kimia secara langsung ataupun tropikal perlu diwaspadai. Contohnya pemakain cat kuku, skincare maupun cat rambut. Bahan kosmetik yang melekat langsung di kulit perlu diamati kandungan yang ada didalamnya. Moms, bisa memilih produk kecantikan yang aman untuk ibu hamil.

Biasanya brand kecantikan memberikan keterangan produknya aman untuk digunakan oleh ibu hamil. Jikapun tidak ada keterangan ini ada baiknya menghindari produk tersebut. Hal ini juga berlaku untuk semua produk kebutuhan sehari-hari lainnya. Meskipun hanya sebagian kecil saja zat kimia masuk ke dalam tubuh namun janin sangat rentan akan senyawa kimia khususnya di masa trimester pertama.

Terapkan Gaya Hidup Sehat

Terapkan gaya hidup sehat untuk menghindari anak terlahir autisme. Anda bisa mulai berolahraga ringan secara rutin, menjauhi rokok maupun alkohol. Istirahat yang cukup dan hindari stres serta selalu berpikir positif. Jangan lupa untuk jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Dengan begitu tumbuh kembang janis akan selalu sehat hingga kelahirannya nanti.

Lakukan Pemeriksaan Rutin Ke Dokter

Tidak lupa rutin lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Pemeriksaan selama kehamilan bisa berupa cek darah untuk mengetahui paparan infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, Herpes atau Hepatitis).

Dengan melakukan pemeriksaan ini, Anda bisa mendapatkan saran atas kondii kehamilan oleh tenaga professional. Apabila diketahui ibu hamil sedang kekurangan asupan gizi maka dokter bisa memberikan suplemen yang menunjang kebutuhan janin dan ibu hamil. Konsultasi dengan dokter juga mampu mengurangi resiko pendarahan, keguguran atau bayi lahir prematur serta mencegah anak lahir autisme.

Sumber :

Novy Agrina. PopMama. Penting! Ini Cara Mencegah Autisme pada Anak Sejak Kehamilan. 28 Agustus 2018

Nutriclub. Cegah Risiko Terjadinya Autisme Sejak Masa Kehamilan.

Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Yankes Kemkes. Autisme. 07 Oktober 2022