Skip to main

Gejala dan Penyebab Talasemia pada Anak

Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang disebabkan oleh kurangnya hemoglobin dalam sel darah merah. Peran hemoglobin sendiri adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Talasemia adalah penyakit bawaan lahir sehingga mampu menyerang bayi yang baru lahir. Ada baiknya konsultasi dokter sedini mungkin di masa kehamilan guna menghadapi dan mengurangi risiko penyakit ini.

Faktor penentu seseorang mengidap Talasemia adalah genetik. Bila salah satu keluarga dekat memiliki riwayat penyakit ini, maka potensi generasi selanjutnya memiliki penyakit Talasemia akan semakin besar. Pahami jenis, gejala dan bagaimana cara merawat anak yang mengidap Talasemia yang ada di bawah ini!

Klasifikasi Talasemia

Talasemia merupakan gangguan pembentukan protein globin pada hemoglobin sel darah merah. Pada kondisi normal 97% sel darah berasal dari 2 rantai protein yakni rantai alfa dan rantai beta. Berdasarkan rantai protein ini Talasemia terbagi atas dua golongan:

  1. Talasemia Alfa

Talasemia alfa merupakan rantai alfa globin dalam darah mengalami gangguan sehingga tidak bisa terbentuk sebagai mana mestinya. Jenis ini banyak ditemukan di daerah Timur termasuk kawasan Tiongkok. Jenisnya sendiri terbagi lagi atas beberapa tipe yakni alfa Talasemia minor, hemoglobin H, Hidrops fetalis/Hb Bart’s syndrome.

  1. Talasemia Beta

Talasemia beta adalah jenis gangguan yang mengganggu pembentukan rantai beta hemoglobin. Tipenya ada beta Talasemia minor dan beta Talasemia mayor. Umumnya jenis ini ditemukan pada kawasan Asia Tenggara.

Apabila Talasemia diklasifikasikan berdasarkan gejalanya maka terbagi atas Talasemia mayor yang umumnya bawaan bayi, Talasemia minor/trait yang terjadi pada anak yang nampak normal dan Thalasemia Intermedia yang muncul pada remaja dan bertahan hingga dewasa.

Gejala Talasemia

Thumbnail 2 - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Thalassemia.jpg

Gejala umum yang nampak pada penderita Thalasemia adalah anemia. Bagi penderita Talasemia minor gejala anemia malah jarang terjadi. Gejala lainnya yang ditunjukan yakni denyut jantung meningkat, kulit kuning, urin gelap, kelelahan, tulang wajah abnormal, pertumbuhan terhambat bahkan permukaan perut buncit disertai pembesaran hati dan limpa.

Dalam diagnosis Talasemia dibutuhkan pemeriksaan darah guna melihat kelainan sel darah atau genetik. Prosedur pengobatan bagi pasiennya juga mempertimbangkan jenis Talasemia yang diderita seperti contoh berikut:

  • Pengidap Talasemia minor memiliki potensi mewariskan penyakit ini ke generasi berikutnya. Dalam pengobatannya, pasien tidak perlu melakukan transfusi darah untuk memenuhi kebutuhan hemoglobin.

  • Talasemia intermedia merupakan kondisi antara mayor dan minor. Dalam pengobatannya, mungkin pasien membutuhkan transfusi darah secara berkala.

  • Talasemia mayor sering disebut dengan Cooley Anemia yang gejalanya terlihat saat anak mencapai usia 3-18 bulan. Pada usia tersebut, pasien anak akan membutuhkan transfusi darah hingga seumur hidupnya agar mampu meningkatkan usia hidup hingga 10-20 tahun. Apabila penanganannya terlambat atau tidak melakukan perawatan apapun maka anak hanya memiliki kesempatan hidup hanya 5-6 tahun saja. Umumnya transfusi darah akan dijalani setiap bulan disertai dengan terapi obat guna mengikat zat besi berlebih akibat transfusi darah.

Cara Merawat Anak Pengidap Talasemia

Merawat anak dengan kondisi Talasemia memang perlu perlakuan khusus. Cara perawatan anak pengidap Thalasemia antara lain bisa merujuk ke poin berikut:

Terapi Transfusi Darah

Thumbnail 3 - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Thalassemia.jpg

Anak-anak dengan jenis Talasemia tertentu perlu melakukan transfusi darah guna mengganti sel darah merah yang rusak atau berkurang. Tujuannya mencegah gangguan pertumbuhan, kerusakan organ hingga pertumbuhan abnormal tulang.

Transfusi darah pertama kali dilakukan saat hemoglobin <7 gr/dL dengan pemeriksaan 2 kali berurutan dan berjarak 2 minggu. Transfusi darah selanjutkan terjadi saat hemoglobin > 7 gr/dL disertai gejala klinik yang mengganggu tumbuh kembang anak.

Hindari Infeksi

Anak-anak yang mengidap penyakit Talasemia lebih rentan terhadap infeksi. Sebaiknya pasien menghindari tempat kotor, orang sakit atau kerumunan. Jagalah kebersihan diri sekaligus lingkungan sekitar pasien.

Aktivitas Terukur

Pengidap Talasemia harus menjaga kesehatan dengan tidak melakukan aktivitas berat yang bisa memicu kelelahan. Saat tubuh melakukan aktivitas berlebihan mempengaruhi kapasitas penyerapan oksigen.

Konsumsi Makanan Bergizi dan Suplemen

Thumbnail 4 - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Thalassemia.jpg

Jangan lupa untuk meminta anak mengonsumsi suplemen yang membantu menyerap zat besi dalam tubuh seperti vitamin C, vitamin E atau asam folat yang membantu meningkatkan produksi sel darah merah. Anda bisa menyediakan pisang, kacang-kacangan maupun roti gandum yang bagus untuk penderita Talasemia.

Rutin Konsultasi Dokter

Memantau kesehatan buah hati juga menjadi bagian terpenting merawat anak dengan Talasemia guna mengurangi efek samping pengobatan. Anda bisa melakukan pemantauan rutin sebelum transfusi darah, setiap tiga bulan sekali guna menyimak tumbuh kembangnya, dan setiap enam bulan sekali untuk memeriksa kadar ferritin darah.

Talasemia pada anak tidak boleh dipandang sebelah mata. Kunjungi klinik Armedika yakni klinik Jakarta Utara yang memiliki terapis tersertifikasi dan dokter spesialis anak. Klinik ini melayani konsultasi online dengan data pasien terintegrasi sehingga layanannya lebih komprehensif. Konsultasi dokter di Klinik Armedika memberikan kepastian terkait kesehatan pasien anak Talasemia.

Sumber: Dinkes. Mengenal Penyakit Thalasemia. 7 Mei 2021 CDC. What is Thalassemia? Kemkes. Talasemia.