Skip to main

Waspada Gangguan Ginjal Akut Misterius Pada Anak

Kasus gangguan ginjal akut misterius menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun. Kasus penyakit yang belum diketahui penyebabnya ini meningkat dalam dua bulan terakhir.

Per 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus gangguan ginjal akut pada telah dilaporkan dan paling banyak dialami oleh anak usia 1-5 tahun. Untuk tahu apa saja gejala yang harus diwaspadai, Anda bisa menyimak ulasan berikut.

Kemenkes Investigasi Penyebab Gangguan Ginjal Akut

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bentuk tim penyelidik kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Mohammad Syahril sebagai Juru Bicara Kemenkes mengatakan bahwa tim tersebut terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Kasus gangguan ginjal akut yang penyebabnya belum diketahui pasti tersebut, dilaporkan menyerang 131 anak sejak Januari 2022. Data gangguan ginjal akut progresif atipikal tersebut dikumpulkan dari cabang IDAI di 14 Provinsi di Indonesia.

Gejala gangguan ginjal akut misterius pada anak diawali dapat ditandai dengan infeksi seperti batuk-pilek pada awalnya.

Setelah 3-5 hari, volume air kencing anak akan berkurang banyak, bahkan hingga tidak buang air kecil sama sekali. Pada kondisi inilah dapat menandakan adanya perburukan organ ginjal yang harus ditangani segera oleh dokter.

Selain itu, ortu patut waspada jika anak mengalami gejala awal, seperti:

  • Batuk dan pilek
  • Demam
  • Nafsu makan menurun
  • Air kencing sedikit, bahkan tidak keluar sama sekali
  • Sakit atau nyeri di bagian perut
  • Lemas dan lesu

Menurut Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, belum ada kesimpulan penyebab dari gangguan ginjal akut pada anak. Ada tiga dugaan yang kini dicurigai. Pertama, gangguan ginjal aku diduga disebabkan oleh efek jangka panjang paparan COVID-19, kedua karena infeksi bakteri, dan ketiga karena kandungan dalam obat parasetamol sirup yang terkontaminasi glikol.

Kemenkes Minta Orangtua Waspada

Seiring dengan peningkatan tersebut, Kemenkes minta orang tua untuk melakukan penanganan mandiri. Di antaranya, diimbau untuk tidak panik, namun tetap selalu waspada terhadap kondisi anak.

Perlu bersikap tenang ketika anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti yang dijelaskan di atas, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH. Kes mengatakan, “Orang tua harus selalu hati-hati, pantau terus kesehatan anak-anak. Jika anak mengalami keluhan yang mengarah kepada penyakit gagal ginjal akut, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri.”

Bila anak mengalami demam atau sedang tidak fit, cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air. Lalu, ketika urine anak berwarna kecokelatan atau jumlahnya lebih sedikit dari biasanya. Jika warna dan volume urine beruba, orangtua sebaiknya segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: