Skip to main

Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Wabah Cacar Monyet

Sabtu (23/7) World Health Organization (WHO) menetapkan wabah cacar monyet atau monkeypox sebagai darurat kesehatan global. Penetapan WHO ini disebabkan oleh tingginya kasus cacar monyet di dunia beberapa waktu belakangan.

Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, selaku jenderal WHO mengatakan saat ini terdapat lebih dari 16.000 kasus penyakit cacar monyet di 75 negara. Wabah ini juga menyebabkan lima orang meninggal dunia.

Selain itu, pemerintah Singapura telah mengonfirmasi bahwa ditemukan kasus pertama monkeypox. Kendati kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, menyampaikan pemerintah tetap berkomitmen melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit menular tersebut.

Apa itu Penyakit Cacar Monyet?

Wabah ini disebabkan oleh infeksi virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat zoonosis (menular dari hewan ke manusia).

Virus cacar monyet masih satu keluarga dengan virus cacar, namun tidak sama dengan cacar air. Gejala cacar monyet mirip dengan cacar biasa, tetapi lebih ringan dan jarang berakibat fatal.

Awalnya monkeypox ditemukan pada tahun 1958, tepatnya ketika koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian mengalami gejala mirip dengan cacar. Setelah itu, kasus cacar monyet pertama pada manusia ditemukan pada tahun 1970. Di Afrika, infeksi ini banyak ditemukan pada spesies hewan, seperti monyet, tikus dan tupai.

Gejala Cacar Monyet

Dilansir dari Central for Disease Control and Prevention (CDC), monkeypox ditandai dengan gejala berikut:

  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Sakit otot dan sakit punggung.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Panas dingin.
  • Kelelahan.
  • Ruam seperti jerawat atau lepuh yang muncul di wajah, di dalam mulut, tangan, kaki, dada, alat kelamin, atau anus.

Seseorang dapat mengalami gejala penyakit cacar monyet sekitar 1-6 hari setelah terpapar virus. Terkadang, tubuh orang yang terinfeksi mengalami ruam terlebih dahulu, lalu diikuti oleh gejala lainnya. Gejala penyakit ini dapat berlangsung selama 2-4 minggu

Penularan Cacar Monyet

Masih dilansir dari CDC, virus ini dapat menyebar lewat cara berikut ini:

  • Menyentuh ruam, koreng, atau cairan tubuh orang yang teinfeksi.
  • Lewat sekresi pernapasan, seperti tatap muka yang berkepanjangan atau kontak fisik intim, seperti berciuman, berpelukan, dan berhubungan seksual.
  • Menyentuh barang-barang (seperti pakaian) yang terkena ruam atau cairan tubuh orang dengan monkeypox.
  • Ibu hamil dapat menyebarkan virus ke janinnya melalui plasenta.
  • Dicakar atau digigit hewan yang terinfeksi virus variola.
  • Mengonsumsi daging dari hewan liar atau yang terinfeksi virus cacar monyet.

Pengobatan dan Pencegahan Cacar Monyet

Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk mengatasi penyakit ini. Meski demikian, monkeypox bisa dicegah dengan cara berikut:

  • Rajin cuci tangan dengan air dan sabun atau menggunakan hand sanitizer.
  • Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata.
  • Menghindari kontak fisik, termasuk tempat tidur atau pakaian orang yang terinfeksi cacar monyet.
  • Menghindari kontak atau mengonsumsi daging hewan liar.
  • Sehabis bepergian, khususnya ke daerah Afrika atau luar negeri, segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala monkeypox.

Karena virus cacar monyet ini berkaitan erat dengan virus penyebab penyakit cacar, maka vaksin cacar dapat melindungi orang dari penyakit ini. Studi terdahulu yang dilakukan di Afrika menunjukkan bahwa vaksin cacar setidaknya 85 persen efektif dalam mencegah monkeypox.

Baca Juga:

Sumber:

  • Central for Disease Control and Prevention. 2022. Monkeypox
  • UPK Kemenkes. 2022. Kemenkes Bersiap Menghadapi Cacar Monyet
  • Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi Emerging. 2022. FAQ Monkeyox

Konsultasi Kesehatan dengan Dokter Spesialis