Skip to main

10 Penyakit yang Sering Dialami oleh Lansia

Seiring dengan pertambahan usia, kita akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun mental. Maka tak heran jika di usia senja, semakin banyak penyakit yang menyerang para lansia.

Bahkan, penyakit yang dialami lansia tak hanya satu melainkan beberapa penyakit sekaligus. Oleh karena itu, menjaga kesehatan di usia muda sangat penting untuk dilakukan agar nantinya kamu dapat meminimalisir terserang penyakit saat lansia.

Lantas, apa saja keluhan penyakit yang sering dialami lansia? Menyambut Hari Lanjut Usia Internasional, yuk ketahui 10 penyakit lansia berikut ini!

Konsultasikan Segera

1. Demensia

Demensia adalah salah satu penyakit saraf yang memengaruhi memori dan fungsi otak secara keseluruhan. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia berusia di atas 65 tahun.

Penyakit Alzheimer dan demensia vaskular (kondisi adanya gangguan aliran darah ke otak) adalah kedua jenis demensia yang paling sering terjadi. Meskipun risiko penyakit demensia meningkat seiring bertambahnya usia, hal ini tidak dianggap sebagai bagian alami dari proses penuaan.

Ditandai dengan hilangnya fungsi otak, demensia dapat bermanifestasi sebagai kehilangan ingatan, perubahan suasana hati, kebingungan, kesulitan berkomunikasi, atau penilaian yang buruk.

Ketika seseorang mengalami demensia, biasanya gejala yang akan mereka alami berupa:

  • Kesulitan mengingat kejadian terkini
  • Kesulitan berkomunikasi di mana mereka tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat saat berbicara
  • Perubahan suasana hati
  • Kebingungan

Jika kamu mengalami salah satu gejala di atas, kamu harus konsultasi ke dokter saraf sesegera mungkin, terutama jika kamu berusia di atas 65 tahun. Diagnosis dini akan membantu kamu mendapatkan hasil terbaik dari pengobatan.

2. Stroke

Tak bisa dipungkiri kalau stroke adalah salah satu penyakit yang paling sering menyerang lansia. Stroke terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengalami perdarahan, atau ketika terjadi penyumbatan suplai darah ke otak. Kedua kondisi ini mengakibatkan terhambatnya aliran darah dan oksigen menuju jaringan otak.

Dengan terganggunya suplai darah yang normal, sebagian sel-sel otak di wilayah tersebut mengalami kematian karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan. Keadaan ini menyebabkan gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang terkena dampak.

Ada dua jenis stroke. Yang paling umum disebut stroke iskemik dan disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak. Tipe kedua disebut stroke hemoragik dan terjadi ketika pembuluh darah pecah dan berdarah di otak.

Sangat penting untuk mengetahui tanda dan gejala stroke. Sebab, semakin cepat kamu mendapatkan perawatan, kemungkinan besar hasil pengobatannya akan semakin baik.

Kamu bisa mengenali gejala stroke dengan menggunakan slogan SeGeRa Ke RS, yang berarti:

  • Se (Senyum tidak simetris atau tampak mulut mencong ke salah satu sisi, tersedak, sulit menelan air minum)
  • Ge (Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba)
  • Ra (Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak dapat mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung)
  • Ke (Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh)
  • R (Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba)
  • S (Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan keseimbangan seperti terasa berputar, dan gerakan sulit dikoordinasi)

Baca Juga: Waspada Stroke! Ketahui Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

3. Osteoporosis

Thumbnail 2 - Penyebab Nyeri Sendi dan Cara Mengatasinya.jpg

Osteoporosis adalah salah satu kondisi medis yang sering dialami oleh lansia. Pada awalnya, seseorang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami osteoporosis, hingga seiring berjalannya waktu, kondisi osteoporosis menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami patah tulang.

Hal ini karena osteoporosis menyebabkan kepadatan tulang berkurang. Wanita lansia, terutama setelah menopause, memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis karena seiring bertambahnya usia mereka akan mengalami penurunan kadar hormon estrogen. yang mana hormon ini mendukung kesehatan tulang.

Wanita lebih mungkin terkena osteoporosis karena mereka kehilangan kepadatan tulang dengan cepat setelah mengalami menopause. Untungnya, selain bisa mengonsumsi makanan kaya akan vitamin D, seperti telur, ikan salmon, ikan tuna, jamur, dan susu kedelai, kamu juga bisa mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk membantu menjaga kesehatan tulang.

4. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara signifikan. Lansia cenderung lebih rentan terhadap hipertensi, karena tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.

Meski begitu, hipertensi bukanlah penyakit yang bisa disepelekan. Pasalnya, tekanan darah tinggi yang kronis dapat menyebabkan masalah serius pada jantung, pembuluh darah, ginjal, bahkan hipertensi dapat menyebabkan stroke.

Untuk mencegah atau menurunkan tekanan darah tinggi, pastikan kamu mengikuti tips berikut:

  • Batasi konsumsi garam dan alkohol
  • Berolahraga setiap hari, termasuk kombinasi aktivitas aerobik intensitas sedang hingga berat, fleksibilitas dan peregangan, serta penguatan otot
  • Periksa tekanan darah secara teratur
  • Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula. Gantilah dengan buah-buahan dan sayuran
  • Berhenti merokok, sebab nikotin dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
  • Kelola stres dengan baik

5. Penyakit Saraf Motorik

Penyakit saraf motorik, seperti ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) atau juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sel-sel saraf motorik di sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat menyebabkan kelemahan otot, kesulitan berbicara, menelan, dan bahkan bernapas.

Faktanya, penyakit saraf ini lebih banyak menyerang pria dibandingkan wanita dan paling sering terjadi pada orang yang berusia antara 50 dan 70 tahun.

Sayangnya, saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit saraf motorik, namun beberapa pengobatan dapat meminimalkan gejala dan memperlambat perkembangan kondisi tersebut.

Oleh karena itu, jika kamu mengalami gejala penyakit saraf motorik, penting untuk segera konsultasi ke dokter saraf untuk diagnosis dan perencanaan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Kenali 8 Macam Penyakit Saraf dan Gejalanya

6. Penyakit Jantung

Menurut CDC, penyakit jantung masih menjadi penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada lansia atau yang berusia di atas 65 tahun. Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit jantung yang paling sering terjadi, di mana kondisi ini menyebabkan penyumbatan arteri utama yang memasok darah ke jantung.

Faktor gaya hidup yang buruk dan kondisi medis tertentu dipercaya dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Faktor risiko tersebut meliputi:

  • Merokok
  • Kolesterol Tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Obesitas

Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, kamu perlu melakukan perubahan gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, hindari merokok, dan pastikan kamu mengonsumsi makanan yang seimbang.

7. Kolesterol Tinggi

Kolesterol adalah zat lemak yang dibuat oleh hati dan juga dapat ditemukan di beberapa makanan. Kolesterol tinggi adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika kadar kolesterol “jahat” terlalu banyak di dalam tubuh.

Biasanya tingginya kadar kolesterol tinggi ini terjadi karena gaya hidup yang buruk dan kondisi medis tertentu, seperti:

  • Merokok
  • Pola makan yang tidak sehat
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Riwayat keluarga stroke atau penyakit jantung
  • Usia juga dapat meningkatkan peluang kamu terkena kolesterol tinggi, karena risiko penyempitan arteri jauh lebih tinggi

Cara terbaik untuk menurunkan kolesterol tinggi atau mencegahnya adalah dengan hidup sesehat mungkin, termasuk dengan berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan yang sehat, dan hindari minuman beralkohol maupun merokok.

8. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah suatu kondisi kronis dan progresif yang merusak bagian otak tertentu. Penyebab utama penyakit Parkinson adalah hilangnya sel saraf di bagian otak yang disebut substansia nigra. Hal ini menyebabkan penurunan dopamin, bahan kimia penting di otak.

Penyakit saraf ini paling sering terjadi pada lansia yang gejalanya berupa tremor di salah satu lengan, kaki, rahang, atau kepala dan gejalanya akan berkembang secara bertahap seiring perkembangan penyakit.

Saat gejalanya mulai berkembang, kamu bisa saja mengalami kekakuan tungkai hingga masalah keseimbangan

Saat ini, belum ada obat untuk penyakit Parkinson. Namun, tersedia pengobatan yang dapat mengurangi gejalanya. Oleh karena itu, apabila kamu mengalami gejala yang terkait dengan Penyakit Parkinson, penting untuk segera konsultasi ke klinik saraf terdekat.

Konsultasikan Segera

9. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Di antara 10 penyakit lansia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga salah satu yang paling sering dialami seiring dengan bertambahnya usia. PPOK paling umum terjadi pada orang berusia di atas 65 tahun.

Penyebab utama PPOK adalah paparan kronis terhadap zat pengiritasi di udara seperti asap tembakau (baik sebagai perokok utama atau perokok pasif), kontaminan pekerjaan, atau polusi industri.

Saat seseorang mengalami penyakit PPOK biasanya mereka akan mengalami gejala berupa:

  • Batuk yang memburuk atau kronis
  • Mengi
  • Sesak napas

10. Gangguan Pendengaran

Kehilangan kemampuan mendengar seringkali dialami oleh lansia, umumnya gangguan ini terjadi pada usia 70 tahun ke atas. Meskipun demikian, tak sedikit dari mereka yang mengalaminya sejak usia 50 tahun.

Selain karena faktor usia, gangguan pendengaran juga terjadi karena presbikusis, yaitu kondisi di mana sel-sel rambut kecil di telinga bagian dalam mengalami penurunan kinerja.

Tak hanya itu, sejumlah faktor lain seperti seringnya terkena paparan suara keras, merokok, dan faktor genetika, juga dapat memengaruhi seberapa baik kamu mendengar seiring bertambahnya usia.

Itu dia 10 penyakit yang sering dialami lansia. Untuk meminimalisir penyakit ini di masa mendatang, penting bagi kamu untuk menjaga pola hidup sehat dan selalu rutin melakukan konsultasi dan pemeriksaan medis ke dokter untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyakit yang berisiko di usia lanjut.

Sumber:

Life Connect24. 20 Most Common Medical Conditions Affecting Older People. 9 Agustus 2023.

Everyday Health. The 15 Most Common Health Concerns for Seniors. 1 Agustus 2016.

NCOA. The Top 10 Most Common Chronic Conditions in Older Adults. 31 Agustus 2023.

Verywell Health. Common Age-Related Diseases and Conditions. 18 November 2022.

Amankan Jadwal Anda di Klinik