Skip to main

Kenali 8 Macam Penyakit Saraf dan Gejalanya

Bisa dibilang sistem saraf merupakan jaringan tubuh yang kompleks dan sangat berperan dalam mengoordinasikan seluruh fungsi tubuh. Pasalnya, sistem saraf yang terdiri dari beberapa bagian penting dalam tubuh, seperti otak, sumsum tulang belakang, dan berbagai organ sensorik ini saling terhubung satu sama lain.

Tak hanya itu, sistem saraf juga bertanggung jawab atas banyak fungsi dalam tubuh. Berkat sistem saraf, Anda bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti menelan, bernapas, berpikir, berjalan, hingga mengingat.

Apabila nantinya ada yang tidak beres dengan bagian dari sistem saraf, hal itu dapat menyebabkan gangguan neurologis atau gangguan saraf. Faktanya, meski gangguan saraf memengaruhi jutaan orang setiap tahunnya, namun masih banyak orang yang mungkin tidak menyadarinya.

Padahal, memahami gejala gangguan saraf itu penting, karena dengan begitu Anda bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat dari dokter saraf.

8 Macam Penyakit Saraf yang Perlu Diwaspadai

Pada dasarnya, ada banyak macam penyakit saraf dan sebagian besar penyakit saraf tentunya membutuhkan perawatan klinis dari dokter saraf. Berikut penjelasan lengkap dari dr. Putri Widya, Sp. N, dokter spesialis saraf atau neurologi dari Klinik Saraf Neuro Care terkait macam-macam penyakit saraf yang perlu Anda Waspadai.

Sakit Kepala

Thumbnail 2 - 10 Macam Penyakit Saraf dan Gejalanya.jpg

Sakit kepala adalah salah satu gejala penyakit saraf yang paling umum dan dapat menyerang siapa saja, bahkan pada usia berapa pun.

Tidak semua sakit kepala disebabkan oleh penyakit yang serius, namun terdapat beberapa tanda bahaya dari sakit kepala yang perlu diwaspadai dan dievaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis saraf, yaitu sakit kepala dengan karakteristik di bawah ini:

  • Sakit kepala dengan gejala sistemik seperti demam, menggigil, nyeri otot dan/atau penurunan berat badan
  • Sakit kepala pada riwayat tumor atau keganasan/sedang hamil atau masa nifas
  • Sakit kepala dengan gejala penyakit saraf lainnya, seperti kelemahan atau kebas sesisi tubuh, mulut mencong, bicara pelo, pandangan buram atau ganda, gangguan bicara, gangguan keseimbangan, dan lain-lain
  • Sakit kepala yang baru terjadi secara mendadak
  • Usia tua >50 tahun
  • Sakit kepala dengan pola yang tidak seperti biasanya
  • Sakit kepala yang diperberat pada posisi menunduk atau kepala lebih rendah
  • Sakit kepala yang diperberat dengan batuk, bersin, mengejan, atau aktivitas fisik berat
  • Sakit kepala yang progresif (semakin lama semakin berat, tidak mempan dengan obat yang biasanya diminum)
  • Sakit kepala disertai dengan nyeri pada mata

Neuro Care: Klinik Nyeri dan Gangguan Saraf by Klinik Pintar memiliki daftar pilihan dokter spesialis saraf terbaik yang dapat membantu menjawab keluhan Anda terkait sakit kepala dan penyakit saraf lainnya.

Stroke

Stroke adalah istilah medis yang digunakan untuk kondisi di mana adanya gangguan atau berkurangnya aliran darah ke otak. Ketika suplai darah dibatasi atau terhenti, maka jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi lain yang dibawa dalam darah.

Menurut dr. Putri, gejala dan tanda awal stroke biasanya terjadi mendadak dan dapat dikenali dengan singkatan SeGeRa ke RS, yaitu:

  • Se (Senyum tidak simetris atau tampak mulut mencong ke salah satu sisi, tersedak, sulit menelan air minum)
  • Ge (Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba)
  • Ra (Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak dapat mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung)
  • Ke (Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh)
  • R (Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba)
  • S (Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan keseimbangan seperti terasa berputar, dan gerakan sulit dikoordinasi)

Kondisi ini bisa terjadi karena dalam beberapa menit setelah stroke terjadi, sel-sel otak akan mulai mati hingga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fungsi tubuh.

Oleh karena itu, penting bagi pasien stroke untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit, kemudian melakukan perawatan lanjutan dengan dokter spesialis saraf agar dapat meminimalkan komplikasi stroke.

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Penyakit Stroke Sejak Dini

Epilepsi dan Kejang

Kejang terjadi akibat gangguan atau aktivitas abnormal dari sel saraf di otak. Kejang dapat disertai dengan gerakan tubuh yang tidak dapat dikendalikan dan penurunan kesadaran.

Kejang tidak hanya dapat terjadi pada penderita epilepsi, namun bisa juga disebabkan oleh keadaan-keadaan seperti demam tinggi, gula darah rendah, gula darah tinggi, gegar otak, infeksi otak, tumor, penggunaan obat-obatan, keracunan, dan lain-lain.

Sebagian besar kejang dapat berhenti sendiri. Namun saat kejang terjadi, seseorang dapat mengalami cedera karena gerakan tubuhnya dan dalam keadaan tidak sadar, sehingga pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah:

  • Baringkan di tanah datar/lantai pada area yang aman (pindahkan perabot atau benda tajam di sekitarnya)
  • Berikan bantal atau benda dengan permukaan lembut pada bagian kepala
  • Longgarkan pakaian yang ketat, terutama pada bagian leher
  • Baringkan ke salah satu sisi (dalam keadaan miring). Posisi ini akan mencegah tersedak jika terjadi muntah
  • Tetap temani hingga sadar atau tenaga kesehatan datang

Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan kepada orang yang kejang adalah:

  • Mengikat atau menekan tubuh/tangan/kaki
  • Memasukkan benda apapun ke dalam mulut (termasuk kassa/sendok/tangan)
  • Memasukkan apapun termasuk cairan ke dalam mulut dalam keadaan kejang, hingga orang tersebut dalam keadaan sadar penuh dan dapat diajak berkomunikasi dua arah dan menyambung
  • Melakukan tindakan resusitasi jantung paru kecuali kejang telah berhenti dan tidak bernafas atau tidak ada denyut nadi

Segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk tata laksana kejang pertama kali untuk mendapatkan evaluasi dan tata laksana lebih lanjut.

Demensia

Demensia adalah istilah yang mengacu pada sekelompok gejala yang terkait dengan menurunnya fungsi otak, termasuk dalam hal berpikir, bernalar, dan mengingat sesuatu.

Dalam beberapa kasus, kemampuan bahasa, kemampuan mengelola emosi, dan persepsi juga akan terganggu akibat demensia. Meski demensia terbagi atas banyak jenis, namun penyakit alzheimer adalah yang paling umum.

Walau kemampuan mengingat merupakan keluhan umum bagi orang lanjut usia, namun demensia adalah kondisi progresif lambat yang harus mendapatkan perawatan oleh dokter saraf. Memilih Neuro Care: Klinik Nyeri dan Gangguan Saraf akan mempertemukan Anda dengan dokter saraf terbaik di Jakarta.

Penyakit Parkinson

Penyakit parkinson merupakan salah satu gangguan sistem saraf yang terjadi akibat hilangnya sel saraf di bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi. Secara umum, penyakit ini lebih mudah terjadi seiring bertambahnya usia.

Gejala awal penyakit parkinson biasanya berupa tremor di salah satu lengan, kaki, rahang, atau kepala dan gejalanya akan berkembang secara bertahap seiring perkembangan penyakit.

Saat gejalanya mulai berkembang, Anda bisa saja mengalami kekakuan tungkai hingga masalah keseimbangan.

Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit parkinson, namun perawatan dan pengobatan gejala-gejala dari dokter saraf akan membantu meringankan gejala dan meningkatkan produktivitas serta kemandirian sehari-hari

Apabila Anda mengalami gejala seperti halnya penyakit parkinson, sebaiknya segera kunjungi klinik saraf untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter saraf.

Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis (MS) adalah gangguan kesehatan yang menyerang saraf pusat dan berpotensi melumpuhkan otak maupun sumsum tulang belakang.

Akibat multiple sclerosis, komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya akan terganggu karena sistem kekebalan menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutupi serabut saraf.

Tanda dan gejala MS sangat beragam, bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan kerusakan serabut saraf di sistem saraf pusat.

Namun, gejala umum yang biasanya terjadi meliputi kehilangan keseimbangan, kesulitan berjalan dan kesulitan mengoordinasi otot yang dapat terjadi secara berulang.

Neuropati Perifer

Neuropati perifer adalah sekelompok kondisi yang berkaitan dengan kerusakan saraf perifer atau saraf tepi. Sistem saraf tepi adalah jaringan saraf yang menghubungkan otak dan saraf tulang belakang ke seluruh tubuh.

Kelainan ini dapat disebabkan oleh banyak hal termasuk komplikasi penyakit diabetes, penyakit autoimun, atau saraf terjepit.

Gejala neuropati perifer pun bervariasi dan tingkat keparahannya berkisar dari ringan hingga berat, biasanya dapat berupa rasa nyeri terbakar/tersetrum/panas yang dirasakan menjalar, yang dapat disertai rasa kebas atau kesemutan pada tangan/kaki, hingga kelemahan pada otot yang terlibat.

Perawatan dan pengobatan untuk neuropati perifer dapat dilakukan dengan tepat apabila Anda mendapatkan diagnosis yang tepat dan tata laksana lanjutan dari dokter saraf.

Meningitis

Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan otak akibat infeksi. Infeksi pada otak dapat terjadi akibat virus, bakteri, tuberkulosis, jamur, dan lain-lain.

Peradangan akibat meningitis dapat memicu gejala, seperti sakit kepala, demam, leher kaku, sensitivitas terhadap cahaya, sakit atau nyeri sendi, mual dan muntah, kejang, hingga penurunan kesadaran.

Faktanya, meningitis akibat infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Perawatan yang tertunda juga meningkatkan risiko kerusakan otak permanen.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter saraf di klinik saraf dan rumah sakit terbaik apabila Anda merasakan gejala-gejala dengan kecurigaan seperti di atas.

Baca Juga:

Tips Menjaga Kesehatan Otak

Mengingat otak manusia merupakan pusat kendali susunan saraf di seluruh tubuh yang memungkinkan kita untuk berpikir, menyimpan memori, merasakan emosi, bergerak, dan beraktivitas sehari-hari, penting bagi Anda untuk mengetahui tips menjaga kesehatan otak agar dapat mencegah terjadinya penyakit saraf.

Berikut tips menjaga kesehatan otak berdasarkan rekomendasi dr. Putri Widya, Sp. N, dokter spesialis saraf atau neurologi dari Klinik Saraf Neuro Care:

1. Lakukan Aktivitas Fisik

Demi menjaga kesehatan otak, pastikan Anda melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Pasalnya, olahraga seperti berlari, berenang, bersepeda, atau berjalan tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan jantung dan endurance atau ketahanan aktivitas fisik saja, melainkan juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan menstimulasi pelepasan zat kimiawi di otak yang berperan dalam menurunkan stress atau kecemasan yang akan berdampak baik pada mood dan kualitas tidur, serta kesehatan saraf secara keseluruhan.

2. Perhatikan Asupan Nutrisi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa makanan dengan gizi seimbang, rendah garam dan lemak, serta tanpa melalui banyak pemrosesan memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh.

Dokter Putri mengungkapkan, ikan merupakan salah satu makanan yang memiliki kandungan omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan otak.

Apabila Anda ingin sistem saraf otak tetap terjaga kesehatannya, pastikan untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh seperti daging merah, mentega, dan produk olahan susu.

3. Istirahat yang Cukup

Meski terkesan sepele, ternyata mendapatkan waktu tidur yang berkualitas memiliki dampak baik untuk kesehatan otak, lho!

Pasalnya, tidur tidak hanya dapat meningkatkan energi, namun juga dapat meningkatkan mood, daya tahan tubuh, dan mencegah kerusakan sel saraf di otak

4. Lakukan Aktivitas Otak atau Mental Fitness

Dokter Putri menyebutkan, aktivitas otak memiliki peranan penting layaknya aktivitas fisik. Sebab, aktivitas otak atau mental fitness dapat meningkatkan fungsi otak dan pertumbuhan sel saraf otak serta menurunkan risiko demensia.

5. Melakukan Interaksi Sosial

Melakukan aktivitas yang disukai, merawat hewan peliharaan, dan meluangkan waktu dengan orang lain termasuk keluarga dan teman dapat meningkatkan stimulasi intelektual dan menurunkan laju penurunan memori otak kita

6. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin

Kunci utama untuk menjaga kesehatan saraf otak tentunya dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Perlu diketahui bahwa penyakit seperti hipertensi, diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, riwayat merokok dan alkohol dapat berdampak buruk bagi kesehatan jantung dan otak.

Dengan melakukan pemeriksaan rutin, permasalahan akan dapat dideteksi lebih awal sehingga nantinya dapat mencegah penyakit otak lebih lanjut.

Kapan Harus ke Dokter Saraf?

Dokter spesialis saraf atau neurologi adalah dokter yang melakukan diagnosis dan tata laksana pada penyakit yang melibatkan sistem saraf, seperti otak, saraf tulang belakang, dan saraf tepi.

Jadi apabila Anda mengalami beberapa gejala kelainan saraf, seperti:

  • Melemahnya otot tangan atau kaki
  • Wajah terlihat tidak simetris
  • Rasa kebas pada tubuh
  • Merasakan nyeri seperti tersetrum, panas, menjalar, yang dapat disertai kebas atau kesemutan
  • Nyeri kepala mendadak atau yang menetap
  • Pandangan buram atau ganda
  • Gangguan bicara dan pemahaman percakapan
  • Gangguan memori
  • Kejang
  • Tremor

Segera lakukan dengan dokter saraf. Konsultasi dengan dokter spesialis saraf dapat membantu untuk mengevaluasi apakah terdapat kemungkinan keterlibatan sistem saraf dan diagnosis serta tata laksana lebih lanjut.

Memilih klinik saraf yang tepat adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan saraf Anda. Sebagai klinik saraf terpercaya yang berlokasi di Jakarta, Neuro Care: Klinik Nyeri dan Gangguan Saraf by Klinik Pintar memiliki daftar pilihan dokter saraf terbaik yang bisa membantu Anda mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.

Sumber:

Medical News Today. 5 different neurological disorders and their symptoms. 30 November 2021.

Regional Neurological. 9 Neurological Disorders You Need to Know. 15 November 2019.

Banner Health. 6 Neurological Conditions and Symptoms You Should Look Out For. 5 April 2021.

Hopkins Medicine. Neurological Disorders.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik