Skip to main

Kapan Sebaiknya Konsultasi dengan Dokter Saraf? Cek di Sini!

Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis saraf manusia yakni motorik, sensorik dan otonom. Ilmu kedokteran yang mempelajari sistem saraf tersebut disebut dengan neurologi. Sementara dokter yang menangani penyakit saraf dikenal sebagai dokter saraf atau neurolog.

Dokter spesialis saraf ini lewat konsultasinya akan melakukan diagnosis, perencanaan jenis pengobatan hingga pencegahan berbagai penyakit saraf lainnya yang mungkin dihadapi oleh pasien di kemudian hari. Lalu kapan sebaiknya Anda melakukan konsultasi dengan dokter saraf?

Temukan jawaban selengkapnya di bawah ini!

Mengenal Konsultasi Neurologi

Konsultasi neurologi ialah pertemuan dengan dokter spesialis saraf yang memiliki keahlian khusus dalam neurologi untuk diagnosis, penanganan atau pengobatan penyakit sistem saraf.

Neurologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem saraf. Ilmu ini terbagi menjadi dua kategori yakni perifer dan pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sementara saraf merupakan bagian dari perifer karena tersebar di berbagai organ tubuh.

Ada banyak faktor menyebabkan kinerja sistem saraf terganggu. Salah satunya adalah penyakit bawaan atau faktor langsung dan tidak langsung yang mempengaruhi sistem saraf tersebut.

Melalui konsultasi dengan dokter saraf, Anda bisa mengidentifikasi penyakit saraf yang dialami. Selain itu mengatasi atau menangani gangguan saraf sebelum memburuk berjalan seiringnya waktu hingga tak bisa disembuhkan.

Kapan Sebaiknya Konsultasi Penyakit Saraf?

Lalu sebaiknya kapan Anda harus datang ke spesialis saraf? Umumnya pasien neurologi mendapatkan rujukan dari dokter keluarga atau unit gawat darurat.

Rujukan ini diberikan saat pasien menunjukkan gejala gangguan saraf yang dialami.

Walaupun Anda tidak memiliki gangguan saraf, pemeriksaan ke dokter saraf dapat mencegah kemungkinan timbulnya penyakit saraf di masa depan lewat pencegahan yang dianjurkan dokter spesialis saraf.

Penyakit saraf perlu menerima penanganan yang tepat sehingga penyakit yang menyerang saraf otonom, sensorik maupun motorik dapat segera ditangani dengan baik.

Beberapa indikasi yang mempengaruhi saraf dan memerlukan konsultasi dengan neurolog adalah sebagai berikut:

  1. Lumpuh atau parasis
  2. Disfagia
  3. Sulit berbicara
  4. Kejang, tremor atau otot melemah
  5. Gangguan keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh
  6. Sakit kepala berat
  7. Nyeri punggung menyebar hingga ke tungkai atau lengan
  8. Kemampuan mengingat menurun atau hilang
  9. Kemampuan indra seperti melihat, mendengar atau lainnya mengalami penurunan atau hilang
  10. Pasien yang mengalami cedera serius seperti kecelakaan bermotor perlu konsultasi dengan dokter saraf meskipun tidak mengalami sakit kepala. Gangguan pada otak atau tengkorak bisa secara tidak langsung menyebabkan gejala gangguan saraf

Konsultasi dengan neurolog bisa sebagai tindakan rawat jalan atau rawat inap. Pasien dapat melakukan konsultasi bersamaan dengan uji kesehatan lainnya. Dalam menjalani pemeriksaan penyakit saraf tidak menyakitkan dan aman untuk dilakukan.

Durasi konsultasi bisa menghabiskan waktu 30 menit atau lebih tergantung kondisi pasien. Beberapa gangguan yang mungkin terjadi pada sistem saraf dan perlu dikonsultasikan antara lain:

  1. Gangguan pembuluh darah otak
  2. Gangguan fungsional
  3. Penyakit degeneratif
  4. Penjepitan saraf atau gangguan autoimun pada saraf
  5. Infeksi seperti polio, meningitis dan ensefalitis
  6. LBP (Low Back Pain), HNP (Hernia Nucleus Pulposus/ Saraf terjepit)

Baca Juga:

Persiapan dan Pasca Konsultasi Penyakit Saraf

Pada dasarnya untuk konsultasi penyakit saraf tidak memiliki persiapan khusus.

Meskipun begitu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien saat melakukan pemeriksaan dengan dokter saraf diantaranya adalah:

  1. Bawa catatan riwayat kesehatan seperti hasil pemeriksaan meliputi hasil tes laboratorium, EEG, EMG, CT scan dan pemeriksaan lainnya yang pernah dijalani
  2. Informasikan kepada dokter obat apa saja yang sedang dikonsumsi termasuk bila ada alergi obat tertentu.
  3. Beri tahu dokter obat medis atau produk herbal yang Anda konsumsi
  4. Tidak lupa membawa surat rujukan ketika berkonsultasi. Fungsi surat rujukan adalah memberi gambaran awal terkait kondisi pasien sehingga mampu membantu merencanakan penanganan medis tingkat lanjut dengan tepat dan cepat

Usai melakukan konsultasi penyakit saraf, dokter saraf akan melakukan analisa terhadap hasil tes. Dari hasil analisis tersebut dapat direncanakan apakah pasien perlu rawat jalan atau rawat inap, fisioterapi, operasi hingga obat yang perlu dikonsumsi.

Prosedur Konsultasi Saraf

Dalam prosedur konsultasi saraf langkah awal pemeriksaan adalah mengetahui riwayat kesehatan pasien. Dokter spesialis saraf akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada pasien terkait gangguan, riwayat operasi, riwayat kesehatan keluarga dan pasien dan lain-lain.

Setelah melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dilanjutkan dengan memeriksa fisik dengan mengukur tinggi dan berat badan pasien serta pemeriksaan bagian tubuh. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan saraf sesuai kebutuhan yakni:

  1. Pemeriksaan fungsi saraf
  2. Pemeriksaan saraf kranial
  3. Pemeriksaan sistem saraf sensorik
  4. Pemeriksaan sistem saraf motorik
  5. Pemeriksaan otak kecil, refleks dan meningeal
  6. Pemeriksaan sistem saraf otonom

Dalam menjalani pemeriksaan sistem saraf dibutuhkan tes darah, tes urin dan tes lainnya lewat analis laboratorium. Pasien bisa pula menjalani pemeriksaan radiologi atau tes konduksi saraf jika dibutuhkan.

Pemeriksaan tersebut dibutuhkan dokter saraf untuk mengetahui sumber gangguan dan tindakan medis lanjutan yang tepat untuk menyembuhkan gangguan saraf yang dialami pasien.

Sumber:

RSI Bontang. Periksakan Diri Anda Ke Dokter Spesialis Saraf

Ninds. Neurological diagnostic tests and procedures fact sheet. 2018

Amankan jadwal Anda di klinik.