Skip to main

7 Cara Mencegah Penyakit Stroke Sejak Dini

Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak pecah atau tersumbat oleh gumpalan. Ketika itu terjadi, sel-sel otak mati sehingga menimbulkan gejala sesuai dengan rusaknya area otak dan bisa saja memengaruhi ingatan dan kemampuan seseorang untuk mengendalikan otot dan sejumlah fungsi tubuh lainnya.

Saat seseorang mengalami stroke, biasanya gejala yang terlihat berupa kesulitan bicara, wajah mencong atau mati rasa, kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, kesulitan melihat atau berjalan, dan sakit kepala parah (stroke hemoragik).

Meski stroke dapat terjadi pada siapa saja, baik orang tua maupun remaja, namun kamu tak perlu khawatir. Selama kamu menerapkan gaya hidup yang sehat, maka kecil kemungkinan kamu akan mengalami stroke.

Lantas, bagaimana cara mencegah stroke? Yuk simak penjelasan lengkap seputar 7 cara mencegah stroke sejak dini!

Faktor Risiko Seseorang Mengalami Stroke

Faktor risiko stroke terbagi dalam dua kategori, yaitu faktor yang dapat dikendalikan dan faktor yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan, meliputi faktor genetik (seperti riwayat keluarga dengan penyakit atau kondisi tertentu yang meningkatkan risiko stroke), usia (seiring bertambahnya usia seseorang maka risiko terkena stroke semakin meningkat),

Di samping faktor yang tidak dapat kita kendalikan, ada beberapa faktor risiko stroke yang bisa kita kontrol atau setidaknya kita dapat meminimalisir terjadinya stroke hanya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan mendapatkan perawatan medis yang tepat untuk mengendalikan faktor risiko stroke.

Cara Mencegah Stroke

Thumbnail 2 - Cara Mencegah Penyakit Stroke Sejak Dini.jpg

Cara mencegah stroke dapat dilakukan sejak dini. Kamu dapat mencegah stroke dengan membuat pilihan gaya hidup yang lebih sehat dan mengendalikan kondisi kesehatan yang mungkin kamu.

Berikut adalah cara mencegah stroke yang bisa dimulai sejak dini.

1. Menurunkan Berat Badan

Kelebihan berat badan atau obesitas menjadi salah satu penyebab seseorang lebih rentan mengalami risiko stroke.

Untuk menentukan apakah berat badanmu berada dalam kisaran yang sehat atau tidak, kamu bisa melihatnya dengan menghitung indeks massa tubuh (BMI).

Adapun kategori standar berat badan ideal pria dan wanita dewasa berdasarkan BMI menurut WHO adalah sebagai berikut:

  • Kurang dari 18,5 berarti berat badan kurang (underweight)
  • Antara 18,5 - 24,9 berarti berat badan normal
  • Antara 25-29,9 berarti berat badan berlebih (overweight)
  • Di atas 30 berarti obesitas

Bagi kamu yang masuk kategori obesitas, kamu bisa menurukan berat badan dengan cara berolahraga secara rutin dan pastikan jumlah kalori dan nutrisi dari makanan yang kamu konsumsi tidak lebih dari standar yang telah ditetapkan.

2. Mengontrol Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala, jadi pastikan untuk memeriksakannya secara teratur. Sebab, tekanan darah tinggi merupakan penyumbang terbesar risiko stroke baik pada pria maupun wanita.

Oleh karena itu, jika kamu ingin mencegah stroke, pastikan kamu telah melakukan kontrol tekanan darah secara rutin dan melakukan beberapa hal ini:

  • Kurangi garam dalam makanan dan pastikan jumlah yang dikonsumsi tidak lebih dari 1.500 miligram sehari (sekitar setengah sendok teh)
  • Hindari makanan berkolesterol tinggi, seperti burger dan berbagai makanan siap saji lainnya
  • Berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit sehari
  • Berhenti merokok
  • Jika perlu, minum obat tekanan darah

3. Rutin Berolahraga

Melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga tidak hanya dapat membantu mempertahankan berat badan yang sehat, namun juga bisa menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah yang di mana kedua kondisi ini terkait dengan stroke.

Cara mencegah stroke sejak dini dengan berolahraga sebenarnya cukup mudah, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut:

  • Berjalan-jalan di sekitar lingkungan setiap pagi
  • Dibanding menggunakan lift, kamu bisa menggunakan tangga apabila ingin ke tempat yang sekiranya masih bisa kamu jangkau dengan tangga
  • Aktif mengikuti komunitas olahraga, dengan begitu nantinya kamu akan termotivasi untuk selalu berolahraga
  • Jika tidak memiliki waktu 30 menit berturut-turut untuk berolahraga, bagi menjadi sesi 10 hingga 15 menit yang bisa dilakukan beberapa kali setiap hari

4. Berhenti Merokok dan Hindari Minuman Beralkohol

Tahukah kamu bahwa perokok dua kali lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan bukan perokok.

Hal ini bisa terjadi karena merokok dapat mengentalkan darah dan meningkatkan kemungkinan penggumpalan.

Selain rokok, minuman beralkohol juga bisa meningkatkan peluang seseorang terkena stroke, lho!

Oleh karena itu, hindari minum terlalu banyak alkohol, sebab alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.

5. Pilih Asupan Makanan dan Minuman yang Sehat

Seperti yang telah disebutkan, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi meningkatkan peluang kamu terkena stroke.

Namun kamu tak perlu khawatir, sebab tingginya tekanan darah dan tingginya kolesterol dapat dikelola dengan memerhatikan asupan makanan dan minuman.

Memilih makanan dan cemilan yang sehat dapat membantu kamu mencegah stroke.

Mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol serta tinggi serat dapat membantu mencegah kolesterol tinggi.

Tak hanya itu, membatasi garam (natrium) dalam makananmu juga dapat menurunkan tekanan darah, lho!

6. Meningkatkan Kolesterol Baik dalam Darah

Manajemen kolesterol darah yang baik bukan hanya tentang menurunkan angka kolesterol jahat (LDL), namun meningkatkan angka kolesterol baik (HDL) juga penting untuk dilakukan.

Pasalnya, kedua jenis kolesterol ini memiliki dampak yang berbeda pada kedua jenis stroke.

Misalnya, orang dengan kadar kolesterol LDL tinggi memiliki risiko lebih besar terkena stroke iskemik, sedangkan orang dengan kadar kolesterol HDL rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke hemoragik.

Namun kedua risiko ini bisa kamu cegah dengan cara memerhatikan pola makan sehat dengan lemak dan protein yang baik, seperti minyak zaitun, alpukat, ikan, dan kacang-kacangan yang dapat membantu menyeimbangkan kadar kolesterol baik maupun kolesterol jahat.

7. Perhatikan Kadar Gula Darah

Cara mencegah penyakit stroke selanjutnya yaitu dengan memerhatikan kadar gula darah.

Pasalnya, diabetes merupakan faktor risiko utama yang dapat menyebabkan stroke. Ini karena diabetes masih memiliki kaitan erat dengan kondisi lain yang meningkatkan risiko stroke, termasuk tekanan darah tinggi, obesitas, dan kolesterol darah tinggi.

Mengelola diabetes dengan perubahan gaya hidup, seperti olahraga dan diet rendah gula, dapat membantu mengurangi risiko stroke. Beberapa orang mungkin juga memerlukan obat untuk membantu menjaga gula darah mereka dalam kisaran yang sehat.

Baca Juga:

Kapan Harus ke Dokter?

Selain penting untuk mengetahui cara mencegah stroke, kamu perlu mengenali tanda-tanda stroke agar nantinya kamu bisa segera melakukan pemeriksaan dan mendapatkan perawatan medis yang tepat.

dr. Fitri Abdat, Sp.S, dokter spesialis saraf dari Klinik Saraf Neuro Care mengungkapkan ada sejumlah gejala stroke yang biasanya terjadi mendadak dan kamu dapat mengenali gejala ini dengan mudah menggunakan slogan SeGeRa Ke RS, yang berarti:

  • Se (Senyum tidak simetris atau tampak mulut mencong ke salah satu sisi, tersedak, sulit menelan air minum)
  • Ge (Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba)
  • Ra (Bicara pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak dapat mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung)
  • Ke (Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh)
  • R (Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba)
  • S (Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan keseimbangan seperti terasa berputar, dan gerakan sulit dikoordinasi)

Itu dia 7 cara mencegah stroke yang bisa kamu lakukan sejak dini. Apabila terdapat tanda-tanda stroke yang kamu alami secara mendadak, maka segera lakukan pemeriksaan ke dokter saraf. Bila perlu, segera ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Untuk mengetahui jenis stroke yang kamu alami akibat perdarahan atau penyumbatan, biasanya dokter akan melakukan CT Scan atau MRI kepala. dr. Fitri Abdat, Sp.S, mengatakan bahwa cara ini dilakukan agar nantinya pasien bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab, terapi pada fase subakut dan akut stroke akan jauh berbeda.

Berikutnya apabila kamu sudah diperbolehkan melakukan rawat jalan, biasanya dokter saraf akan merekomendasikan kamu untuk melakukan kunjungan ke secara rutin minimal 1 bulan sekali untuk dilakukan evaluasi klinis pasien dan juga melanjutkan beberapa pengobatan dan terapi pemulihan.

Sumber:

Healthline. 10 Ways to Lower Your Risk of a Stroke. 17 November 2022.

CDC. Prevent Stroke: What You Can Do.

Uk Healthcare. Six Ways to Prevent Stroke.

Harvard Health Publishing. 7 Things You Can Do to Prevent a Stroke. 15 Mei 2022.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik