Skip to main

6 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

Tahukah kamu? Satu dari empat orang berisiko terkena stroke seumur hidupnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor dua dan penyebab kecacatan nomor tiga di dunia.

Namun, 90% dari stroke tersebut dapat dicegah dengan mengatasi sejumlah kecil faktor risiko. Untuk itu, demi meningkatkan kesadaran akan risiko stroke dan mengetahui cara tindakan pencegahan, lahirlah Hari Stroke Sedunia.

Hari Stroke Sedunia diperingati pada 29 Oktober setiap tahunnya. Pada momentum ini, kita perlu lebih memahami penyebab dan faktor risiko sehingga nantinya dapat mencegah penyakit stroke.

Berikut ini ada beberapa kebiasaan yang bisa tingkatkan risiko stroke yang bisa kita hindari mulai dari sekarang.

Konsultasikan Segera

Apa Itu Stroke?

Sebelum kita membahas apa saja kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko stroke, penting untuk kita ketahui apa itu stroke. Pada dasarnya penyakit stroke berkaitan dengan otak. Otak mengontrol gerakan kita, menyimpan ingatan kita, dan merupakan sumber pikiran, emosi, dan bahasa kita. Otak juga mengontrol banyak fungsi tubuh, seperti pernapasan dan pencernaan.

Untuk bekerja dengan baik, otak membutuhkan oksigen. Oleh karena itu, arteri mengantarkan darah yang kaya oksigen ke seluruh bagian otak

Namun, jika terjadi sesuatu yang menghalangi aliran darah, sel-sel otak akan mati dalam beberapa menit, karena tidak dapat memperoleh oksigen. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan stroke.

Jenis stroke sendiri ada dua, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika gumpalan darah atau partikel lain menyumbat pembuluh darah ke otak. Timbunan lemak yang disebut plak juga dapat menyebabkan penyumbatan dengan menumpuk di pembuluh darah.

Stroke hemoragik terjadi ketika arteri di otak mengalami perdarahan atau pecah. Perdarahan ini memberi tekanan terlalu besar pada sel-sel otak, sehingga merusaknya.

Baca Juga:

Kebiasaan Buruk Tingkatkan Risiko Stroke

Penting bagi kita untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat tingkatkan risiko stroke. Berikut kebiasaan hidup sehari-hari yang bisa membuat kamu berisiko terkena stroke.

1. Mengonsumsi Alkohol

Jika ingin menghindari risiko stroke, kini saatnya kamu membatasi konsumsi alkohol. Pasalnya, minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar trigliserida, suatu bentuk lemak dalam darah yang dapat memasok arteri.

Apabila keduanya (tekanan darah dan lemak dalam darah) pada kadar yang tinggi, maka dapat menimbulkan risiko seseorang terkena stroke. Oleh karena itu, penting untuk membatasi minuman beralkohol.

Dengan begitu, kamu tidak hanya berkontribusi pada kesehatan jantung, tapi juga dapat mencegah terjadinya stroke.

2. Merokok Berlebihan

Selain membahayakan jantung dan sistem pernapasan, merokok juga meningkatkan risiko stroke. Pasalnya, nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah.

Menurut spesialis di John Hopkins Medicine, merokok meningkatkan kemungkinan terkena stroke iskemik hampir dua kali lipat. Bahkan jika kamu tidak merokok, menghirup asap rokok orang lain dapat membuat kamu berisiko terserang stroke.

3. Kurang Tidur

Tak hanya menyebabkan kelelahan, kurang tidur juga dianggap sebagai faktor risiko utama terjadinya stroke. Kurang tidur menyebabkan peningkatan hormon simpatis seperti katekolamin yang meningkatkan tekanan darah dan gula sehingga menyebabkan peningkatan stres oksidatif dan cedera dinding pembuluh darah.

Selain itu, sistem kardiovaskular juga tidak mendapatkan istirahat yang dibutuhkan jika kamu tidak cukup tidur karena jantungmu bekerja keras sepanjang hari.

Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan orang dewasa untuk tidur selama 7 hingga 8 jam setiap malam.

4. Stres

Stres kronis dapat memicu peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan peradangan dalam tubuh. Seiring berjalannya waktu, stres berlebihan dapat merusak pembuluh darah jantung hingga meningkatkan risiko serangan. jantung dan stroke.

Obat untuk mencegah stroke karena stres yaitu dengan mengurangi dampak negatif stres, seperti: Carilah pelepasan emosi: Berbicara dengan anggota keluarga atau teman terpercaya akan membantumu mengungkapkan perasaan Olahraga dapat membantumu menenangkan pikiran dan tubuh, usahakan untuk melakukan olahraga intensitas sedang selama 30 menit per hari.

5. Mengonsumsi Makanan Tinggi Garam

Terlalu banyak natrium dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung.

Perlu diketahui bahwa mayoritas garam ditemukan dalam makanan olahan, seperti daging olahan, kecap, sereal dan oatmeal instan, ikan kalengan, dan camilan asin lainnya.

Agar kamu terhindar dari risiko stroke, mulai sekarang penting untuk membatasi asupan garam ya! Sebagai pedoman umum, WHO merekomendasikan agar orang dewasa membatasi asupan sodium hingga kurang dari 2.300mg (satu sendok teh garam per hari).

6. Tidak Berolahraga

Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas, peningkatan tekanan darah, hingga gangguan metabolisme, yang mana semua faktor ini dapat meningkatkan risiko stroke.

Oleh karena itu, cara mencegah stroke yang bisa kamu lakukan yaitu dengan rutin melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki atau berenang untuk membantu menjaga kesehatan jantung dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Itu dia beberapa kebiasaan yang tanpa kita sadari dapat meningkatkan risiko stroke.

Konsultasikan Segera

Pengobatan Stroke

body image - Pengobatan Stroke.jpg

Apabila orang yang kamu sayangi terserang stroke, ada beberapa metode pengobatan yang akan dilakukan dokter saraf. Namun, pengobatan yang dilakukan dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi spesifik yang dialami oleh penderitanya.

Menurut penjelasan dr. Fitri Abdat, Sp.N, Dokter Spesialis Neurologi dari Klinik Saraf Neuro Care by Klinik Pintar, pengobatan stroke dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase subakut (<6 jam), fase akut (saat baru mengalami stroke), dan fase pasca.

  • Pada fase subakut, jika terjadi stroke akibat penyumbatan, pengobatan bertujuan untuk menghilangkan sumbatan tersebut. Penggunaan obat alteplase (melalui trombolisis) atau tindakan langsung pengangkatan sumbatan (trombektomi, dilakukan di ruang operasi) dapat menjadi pilihan pengobatan.

  • Selama fase akut, pasien akan menerima perawatan di rumah sakit dengan tujuan mengawasi perkembangan gejala stroke. Selama perawatan ini, pemeriksaan akan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dapat menjadi pemicu stroke. Untuk mengetahui faktor risiko stroke, dokter umumnya akan melakukan berbagai pemeriksaan, termasuk Transcranial Doppler (TCD), pemeriksaan darah, konsultasi jantung, dan beberapa pemeriksaan lainnya.

  • Sementara itu, pada fase pasca, pengobatan stroke difokuskan pada pencegahan stroke berulang dan pemulihan. Terapi pada fase ini melibatkan proses rehabilitasi fisioterapi dan penggunaan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS). Jika pasien memiliki riwayat hipertensi, tekanan darah akan terus dipantau oleh dokter sebagai bagian dari pemantauan rutin.

Agar pengobatan stroke dapat dilakukan dengan efektif, penting untuk melakukan pemantauan kesehatan secara berkala dengan dokter saraf. Kamu bisa melakukan konsultasi dengan dokter saraf terbaik di Klinik Neuro Care by Klinik Pintar.

Tak hanya kompeten di bidangnya, dokter saraf di Klinik Neuro Caredapat menjawab berbagai keluhan saraf yang kamu alami. Yuk tingkatkan kesadaran akan kesehatan saraf!

Sumber:

CDC. About Stroke.

Hindustan Times. World Stroke Day: 5 everyday habits that could increase risk of stroke. 29 Oktober 2021.

Care Insurance. Lifestyle Habits That Increase Risk of Stroke.

News18. These Lifestyle Habits Can Increase the Risk of Brain Stroke, Read On. 5 Oktober 2021.

Amankan Jadwal Anda di Klinik