Skip to main

Apa itu TMS (Transcranial Magnetic Stimulation)?

Dalam penanganan gangguan saraf atau di bidang neurofisiologi dibutuhkan alat terapi yakni Transcranial Magnetic Stimulation. Alat ini mendukung dokter saraf dalam mendiagnosis penyakit saraf yang diderita pasien. Selain itu sebagai terapi atau pengobatan terhadap penderita gangguan saraf baik masalah fungsi saraf pusat maupun saraf tepinya.

Lalu bagaimana prosedurnya dan siapa saja yang membutuhkan perawatannya bisa Anda simak sebagai berikut:

Definisi TMS

Alat ini dulunya ditemukan lewat penelitian dari University of Pennsylvania salah satu universitas yang berada di Philadelphia, Amerika Serikat. Penggunaannya baru disetujui oleh badan obat-obatan dan makanan Amerika Serikat sejak 2008 silam.

TMS sendiri merupakan teknik pengobatan luar tubuh yang memiliki tujuan untuk merangsang saraf dalam otak. Caranya adalah dengan memberikan tekanan magnetik pada kulit kepala.

Terapi ini sebenarnya bukan pengganti obat pada pasien gangguan saraf melainkan hanya terapi tambahan. Pasien dengan gangguan sistem saraf yang mengkonsumsi obat sesuai standar bisa diberikan terapi ini guna mempercepat proses penyembuhan.

Transcranial Magnetic Stimulation sebenarnya salah satu terobosan dalam bidang neurofisiologi dan terjamin keamanannya. Bagi penderita depresi, terapi memakai alat ini dinilai efektif walaupun tanpa mendapat dukungan obat-obatan.

Berdasarkan hasil studi dari jurnal yang ditulis Carpenter LL, Janicak PG, Aaronson ST, Boyadjis T dkk pada Juli 2012 lalu menyatakan bahwa alat ini mampu menurunkan depresi secara signifikan hingga 58%.

Siapa Saja yang Membutuhkan TMS?

Pasien dengan kondisi di bawah ini bisa mengikuti perawatan tambahan yaitu antara lain:

  1. Pasien yang mengalami pasca trauma otak dan saraf
  2. Seseorang yang mengidap parkinson dan stroke
  3. Individu yang mengalami gangguan keseimbangan, gangguan bahasa atau menyebabkan dirinya sulit berbicara
  4. Seseorang yang mengalami kondisi tinnitus atau telinga berdenging
  5. Anda yang sedang mengalami nyeri pinggang kronik termasuk low back pain
  6. Pasien dengan kondisi neuropati, dystonia, bahkan depresi
  7. Seseorang yang mengalami gejala demensia, insomnia, atau vertigo dapat mengikuti terapi ini
  8. Pasien yang mengalami gangguan mental yakni sering merasa anxiety atau bahkan halusinasi auditorik. Terapi ini juga sering dipakai untuk pasien dengan mood disorder, skizofrenia dan gangguan jiwa lainnya
  9. Pasien dengan riwayat penyakit degeneratif seperti multiple sclerosis. Seseorang yang mengalami kesulitan untuk mengingat atau mengalami gangguan memori

Efek samping yang timbul saat menjalani prosedur ini antara lain ialah gangguan pendengaran sementara, nyeri kepala ringan , kesemutan pada wajah dan untuk beberapa kasus menyebabkan kejang walaupun sangat jarang terjadi.

Namun beberapa pasien ada juga yang tidak mengalami efek samping tersebut karena alat tidak memakai radiasi melainkan gelombang elektromagnetik.

Durasi pengobatan Transcranial Magnetic Stimulation mulai dari 30 menit hingga 1 jam tergantung dari tingkat keparahan gangguan saraf yang diderita. Jumlah sesi terapi menyesuaikan jenis penyakit dan tingkat keparahan gangguan yang diderita namun umumnya bisa 5 kali per minggu.

Baca juga:

Cara Kerja Transcranial Magnetic Stimulation

Cara kerja alat ini sendiri adalah dengan memberikan stimulasi pada sel saraf otak. Tujuannya adalah agar sel otak yang terganggu bisa bekerja sebagaimana mestinya.

TMS terbukti efektif untuk meningkatkan aktivitas sel yang tidak begitu aktif sebelumnya lewat peningkatan dari kerja neurotransmitter.

Neurotransmiter sendiri adalah zat penghantar pada jalur sel-sel saraf. Dalam pemakaian alatnya menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi rendah atau tinggi. Hal ini dibutuhkan agar memberikan efek inhibisi/hambatan pada saraf yang terlalu aktif.

Prosedur TMS

Sebelum menjalani terapi biasanya ada beberapa persiapan yang perlu pasien lewati. Antara lain adalah pemeriksaan klinis dan neurobehavior, serta penelusuran riwayat kejang dan adanya metal atau logam pada otak.

Oleh karena itu pasien akan melewati proses screening fungsi sel otak terlebih dulu sebelum menjalani terapi.

Tujuannya adalah memastikan pasien yang menjalani terapi memang mengalami gangguan sistem saraf serta meminimalisir efek samping bagi pasien dengan kondisi tertentu.

Ketika terapi berlangsung, pasien akan diposisikan duduk dan alat kumparan elektromagnetik akan dipasang dekat kepala. Gelombang magnetik nantikan dialirkan menuju bagian otak dengan menginduksi saraf tertentu.

Terapi Transcranial Magnetic Stimulation memberikan gelombang magnet melalui coil ke bagian otak tertentu. Kelebihannya adalah akan mengalirkan gelombang langsung ke otak tanpa menimbulkan sakit serta target organ yang ingin dituju bisa tepat sasaran.

Salah satu alat dalam rangkaian TMS ialah evoked potential. Alat ini akan berfungsi untuk menganalisis hubungan antar sel saraf, efek gelombang yang timbul dan sensitifitas sel sarafnya.

Transcranial Magnetic Stimulation merupakan salah satu terapi tambahan pada pasien dengan gangguan memori dan saraf.

Dengan mengikuti terapi ini mampu mengurangi kekambuhan nyeri kepala, cephalgia, tension headache, sindrom hiperventilasi bahkan migrain. Terapi ini juga baik untuk pasien dengan gangguan mental seperti depresi atau halusinasi bahkan dianjurkan bagi pasien yang mengalami movement disorders.

Layanan TMS

Layanan TMS tersedia di Klinik Neuro Care by Klinik Pintar, Jl. Wijaya I No.1, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Selain itu, Sahabat Pintar bisa melakukan konsultasi dengan spesialis saraf serta membuat janji temu dokter saraf secara offline dan online (telekonsultasi).

Sumber:

Psikiater di Jakarta. Terapi Repetitive Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) di Jakarta Indonesia. 6 September 2018.

Wikipedia. Transcranial magnetic stimulation.

Humas-RSJD. RSJD Surakarta.Gangguan Neurologis yang dapat diterapi dengan menggunakan TMS (Transcranial Magnetic Stimulation). 2 Juni 2016

Jadwalkan Konsultasi di Klinik