Skip to main

Mengenal Penyakit Anemia Aplastik, Benarkah Mengancam Jiwa?

Mendengar kata anemia, mungkin sebagian orang sudah tak asing lagi. Namun pernahkah kamu mendengar istilah anemia aplastik?

Anemia aplastik adalah kondisi kelainan darah langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan cukup sel darah baru seperti sel darah merah atau seluruh komponen darah (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit).

Padahal komponen sel darah ini memiliki peran penting dalam tubuh, di mana sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, sel darah putih melawan infeksi, dan trombosit membantu pembekuan darah.

Ketika sumsum tulang belakang tidak menghasilkan cukup sel darah, tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Lantas, seperti apa gejala anemia aplastik dan benarkah penyakit ini mengancam jiwa?

Apakah Anemia Aplastik Mematikan?

Anemia aplastik adalah salah satu penyakit langka dan bisa disebut sebagai penyakit yang dapat mengancam jiwa atau mematikan, terlebih pada kasus yang parah.

Pasalnya, jika mengalami kekurangan sel darah merah, penderita akan tampak pucat, merasa lemas, pusing, sakit kepala, bahkan jantung terasa berdebar.

Sedangkan kekurangan sel darah putih, membuat penderitanya mudah mengalami infeksi dan mengalami kekurangan sel trombosit dapat membuat penderitanya akan mudah mengalami perdarahan.

Meski begitu, penyakit anemia aplastik bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat. Karenanya, penting untuk melakukan pemeriksaan darah laboratorium dan pemeriksaan sumsum tulang.

Gejala Anemia Aplastik

Anemia aplastika adalah penyakit yang bisa berkembang dengan cepat atau gejalanya dapat terjadi secara bertahap, karenanya penting untuk mengenali gejala anemia aplastik seperti:

  • Kelelahan atau badan terasa lemah
  • Sering pusing dan berkunang-kunang
  • Lebih mudah berdarah atau memar
  • Jantung berdebar-debar
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Sesak napas
  • Kulit pucat
  • Sering mengalami infeksi virus dan terjadi lebih lama dari biasanya
  • Nafsu makan berkurang

Namun perlu diketahui bahwa gejala anemia aplastik bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada jenis sel darah mana yang paling terpengaruh dan penyebab kelainan tersebut.

Beberapa gejala anemia aplastik mirip dengan penyakit lain, jadi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat diperlukan pemeriksaan darah.

Penyebab Anemia Aplastik

Penyebab utama anemia aplastik adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel induk sumsum tulang.

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering menyerang orang berusia 60 tahun ke atas, serta mereka yang berusia antara 15 dan 25 tahun.

Selain itu ada beberapa faktor penyebab anemia aplastik, seperti:

1. Gangguan Autoimun

Gangguan autoimun dapat menjadi penyebab anemia aplastik.

Sebab pada kelainan ini, sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang dan membunuh sel-sel tubuh yang sehat, termasuk sel induk di sumsum tulang sehingga mengakibatkan anemia aplastik.

2. Infeksi Virus

Infeksi virus yang memengaruhi sumsum tulang dapat berperan dalam perkembangan anemia aplastik.

Virus yang dikaitkan dengan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19 dan HIV.

3. Paparan Bahan Kimia Beracun

Paparan bahan kimia beracun, terutama di tempat kerja, seperti pestisida, bensin, penghapus cat, pelarut organik, herbisida, dan racun lainnya, meningkatkan risiko anemia aplastik.

Namun dibandingkan penyebab lainnya, penyebab yang satu ini dapat kamu hindari.

4. Kelainan Genetik

Beberapa orang dilahirkan dengan kelainan genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap anemia aplastik.

5. Perawatan Kemoterapi dan Obat-obatan Tertentu

Meski terapi kanker (kemoterapi) dapat menghancurkan sel-sel ganas, namun kemoterapi juga dapat membahayakan sel-sel sehat, seperti sel induk di sumsum tulang.

Akibat dari pengobatan ini, kamu bisa berisiko mengalami penyakit anemia aplastik.

Tak hanya kemoterapi, obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan beberapa antibiotik dapat menyebabkan anemia aplastik.

Pengobatan Anemia Aplastik

Pengobatan anemia aplastik berbeda-beda tergantung pada kondisi penyebab yang dialami pasien.

Misalnya, beberapa orang menderita anemia aplastik karena mereka menerima pengobatan kanker atau penyakit autoimun. Dalam hal ini, dokter mungkin dapat mengobati anemia aplastik dengan mengubah pengobatan.

Di samping itu, ada beberapa perawatan anemia aplastik yang juga bisa dilakukan seperti:

1. Transfusi Darah

Meskipun bukan obat untuk anemia aplastik, transfusi darah dapat mengontrol perdarahan dan meringankan gejala dengan menyediakan sel darah yang tidak diproduksi oleh sumsum tulang.

2. Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsum tulang atau sel induk dapat menjadi salah satu pengobatan anemia aplastik pada kasus yang parah.

Transplantasi sel induk menggantikan sel induk yang rusak dengan sel induk yang sehat.

3. Terapi Imunosupresif

Bagi pasien yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang atau bagi mereka yang menderita anemia aplastik karena kelainan autoimun, pengobatan dapat melibatkan obat-obatan yang mengubah atau menekan sistem kekebalan (imunosupresan).

Obat-obatan yang termasuk dalam terapi imunosupresif adalah antithymocyte globulin (ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG) dan siklosporin.

4. Stimulan Sumsum Tulang

Ketika jumlah sel darah rendah, obat perangsang sumsum tulang dapat diberikan untuk meningkatkan produksi sel darah baru.

Sampai saat ini belum ada cara khusus untuk mencegah terjadinya anemia aplastik.

Namun, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantu mengurangi risiko anemia aplastik seperti menghindari paparan radiasi dan bahan kimia beracun, serta berhati-hatilah saat menggunakan obat-obatan yang dapat menekan sumsum tulang belakang.

Selain itu, segera periksakan diri ke Klinik Jaringan by Klinik Pintar jika kamu mencurigai mengalami gejala anemia aplastik.

Baca Juga:

Sumber:

Mayo Clinic. Aplastic Anemia.

Cleveland Clinic. Aplastic Anemia.

Medicover Hospital. Aplastic Anemia.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik