Skip to main

Syarat Pemberian dan Efek Samping Vaksin DBD

Demam berdarah (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang saat musim hujan tiba.

Hal ini karena curah hujan tinggi meningkatkan pengembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang menularkan virus dengue. Untuk proteksi diri pemerintah menyarankan masyarakat menjalani vaksin DBD.

Vaksin ini bisa diberikan kepada anak usia 9 tahun hingga kalangan dewasa berumur 45 tahun. Penyakit DBD sendiri memiliki gejala diantaranya ruam di kulit, nyeri tulang, demam tinggi bahkan sakit kepala di bagian belakang mata.

Untuk kasus DBD yang parah dapat memicu kematian. Cari tahu lebih dalam fakta terkait vaksin DBD dan apa saja syarat pemberiannya berikut:

Syarat Pemberian Vaksin DBD

Sebenarnya nama vaksin DBD atau imunisasi dengue bukanlah hal yang baru karena selama 20 tahun vaksin DBD telah menjalani 25 uji klinis di 15 negara.

Berdasarkan The New England Journal of Medicine (2015) menyatakan bahwa vaksin DBD mampu mencegah infeksi empat jenis virus dengue dengan tingkat keberhasilan hingga 66%.

Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa virus dengue mempunyai 4 serotipe yang berbeda yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 serta DEN-4. Umumnya pasien hanya akan terjangkit 1 serotipe virus saja.

Pasien yang telah menerima imunisasi DBD akan mengurangi resiko menjalani rawat inap di rumah sakit. WHO sendiri sudah menyetujui vaksin ini sejak akhir tahun 2015 dan teruji klinis fase III di ASEAN pada 2017 lalu.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahkan telah mengizinkan imunisasi DBD sejak September 2016. Walaupun sudah mendapatkan izin dari berbagai pihak namun ada syarat pemberiannya, yakni:

  1. Center for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan pemberiannya pada anak-anak dengan usia 9-16 tahun
  2. Imunisasi DBD dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval setiap 6 bulan sekali. Tidak ada waktu khusus untuk imunisasi DBD asal usia anak sudah memenuhi batas minimal. Anak dibawah 9 tahun tidak diberikan vaksin DBD karena mampu meningkatkan ri1.siko terkena demam berdarah berat
  3. Vaksin DBD anak tidak bisa diberikan kepada anak yang sudah mengalami infeksi dengue karena tidak mungkin pasien terkena 4 sterotipe virus sekaligus
  4. Dosis vaksinasi sebanyak 0.5 ml setiap suntikan yang diberikan. Vaksin akan disuntikan ke lapisan bawah kulit pada lengan atas Imunisasi DBD dapat dilakukan di puskesma, klinik atau fasilitas kesehatan lainnya dengan harga rata-rata Rp1.000.000 per satu kali vaksinasi

Cara Kerja Vaksin DBD

Walaupun vaksin DBD hanya efektif pada kelompok tertentu namun bisa Anda jadikan salah satu cara pencegahan terjangkit infeksi virus dengue. WHO sendiri menyarankan agar negara lainnya memakai vaksin ini dengan sistem screening sebagai deteksi dini infeksi dengue.

Cara kerja dari imunisasi DBD sendiri adalah suntikan pertama vaksin dengue bermanfaat membuat sel memori dalam tubuh.

Sel ini berfungsi sebagai pengingat keempat serotipe virus dengue sehingga kedepannya tubuh mampu merespon lebih baik saat terinfeksi virus dengue.

Tahap imunisasi DBD selanjutnya adalah membangun antibodi sebagai ambang pencegahan.

Namun, ada kalanya suntikan kedua justru menurunkan antibodi sehingga perlu suntikan ketiga untuk menjaga antibodi berada di atas ambang pencegahan.

Tiga kali suntikan DBD dilakukan dengan interval yang tepat yakni tidak boleh lebih lama dari 6 bulan. Apabila suntikan kedua dan ketiga melewati interval yang ditetapkan ada kemungkinan manfaat vaksinasinya ikut berkurang.

Efek Samping Vaksin DBD

Vaksin DBD ternyata masih menunjukan efek samping ringan hingga sedang.

Berdasarkan studi klinis yang dilakukan menyatakan efek samping lokal yang terjadi diantaranya adalah nyeri di bekas suntikan, munculnya bercak kemerahan hingga pembengkakan sementara dan hilang dalam waktu 1-3 hari usai vaksinasi.

Adapun efek samping sistemik yang muncul antara lain:

  • Demam
  • Hilangnya nafsu makan
  • Mengantuk dan asthena atau rasa lelah
  • Malaise
  • Nyeri otot atau myalgia
  • Sakit kepala dan iritabilitas

Efek samping yang timbul di atas masih dianggap aman karena tidak ada kejadian perdarahan karena reaksi anafilaksis usai vaksinasi DBD. vaksinasi DBD sangat dianjurkan khususnya di negara endemis untuk peningkatan antibodi dan mengurangi penyebaran virus dengue.

Vaksinasi DBD tidak dianjurkan diberikan kepada ibu hamil dan menyusui, seseorang yang mengalami demam tinggi atau sedang, penderita infeksi HIV simptomatik maupun asimptomatik, orang dengan riwayat alergi parah terhadap vaksin. Selain melakukan vaksinasi, Anda juga perlu menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan poin-poin berikut:

  1. Bersihkan bak mandi seminggu sekali
  2. Jangan menumpuk maupun menggantung baju terlalu lama
  3. Perhatikan barang-barang yang bisa menampung air karena sebaiknya perlu dihindari
  4. Gunakan lotion anti nyamuk dan kasa nyamuk
  5. Anda juga bisa melakukan fogging agar jentik nyamuk mati atau memelihara ikan di wadah penampung air agar memakan jentik nyamuk.

Dengan melakukan vaksin DBD, bahaya penularan infeksi DBD dapat dicegah sedini mungkin.

Bila vaksinasi DBD terlambat sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk jadwal penggantiannya.

Jika Anda sedang berada di ibu kota coba langsung datang ke klinik Jakarta Utara yakni Klinik Armedika yang menyediakan berbagai jenis vaksinasi untuk anak dan dewasa.

Baca Juga:

Sumber:

WHO. Vaccines and immunization: Dengue. 20 April 2018

IDAI. Sekilas tentang Vaksin Dengue. 23 Februari 2017

NEJM. Efficacy and Long-Term Safety of a Dengue Vaccine in Regions of Endemic Disease. 27 Juli 2015

Jadwalkan Vaksinasi di Klinik