Skip to main

Parents, Ketahui Gejala dan Tanda Autisme Pada Anak

Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan kondisi gangguan neurologis dan perkembangan yang dimulai sejak awal masa kanak-kanak.

Kondisi autis memengaruhi bagaimana seseorang belajar, bertindak, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Rata-rata, diagnosis autis pada anak bisa dilihat saat usia 2 tahun. Kendati demikian, beberapa gejala autisme anak dapat dideteksi saat usia 5 tahun.

Pada otak anak autisme tidak memproses suara, penglihatan, dan bau seperti orang kebanyakan. Hal ini mengakibatkan perilaku yang dianggap canggung secara sosial.

Gejala Autisme Awal Pada Anak

Gejala atau ciri-ciri autis (sebutan lama untuk autisme) awal pada anak kerap nampak samar.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang dapat orangtua amati untuk melihat gejala autis pada anak. Berikut penjelasannya.

1. Tumbuh Kembangnya Terlambat

Dilansir dari MedicineNet, Di masing-masing tahap pertumbuhan, umumnya anak akan menunjukkan kemampuan bersuara, berguling, mengoceh, tersenyum, menunjuk, dan duduk pada usia tertentu. Hal ini disebut sebagai milestone.

Meskipun setiap anak memiliki waktu tumbuh kembangnya sendiri, namun ada beberapa gejala autisme yang wajib orangtua amati, yakni:

  • Anak tidak tersenyum pada usia 6 bulan.
  • Anak tidak memiliki ekspresi wajah pada usia 9 bulan.
  • Anak tidak membuat suara mengoceh pada usia 12 bulan.
  • Tidak menunjuk atau melambai pada usia 12 bulan.
  • Anak tidak berbicara pada usia 16 bulan.

2. Gangguan Bersosial

Autisme pada anak dapat ditandai dengan gejala seperti:

  • Menghindari kontak mata saat Anda berbicara atau menyuapi makanan.
  • Lebih suka bermain sendiri.
  • Tidak merespons ketika namanya dipanggil.
  • Tidak suka disentuh.
  • Sulit memahami atau berbicara tentang perasaannya.

3. Gangguan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Anak dengan autisme juga mengalami gejala gangguan berkomunikasi, berikut tanda-tandanya:

  • Anak terus mengulangi kata-kata (echolalia).
  • Anak berbicara dengan nada datar, tanpa ekspresi.
  • Anak tidak memahami emosi ketika dalam percakapan.
  • Kesulitan mengomunikasikan atau menyampaikan apa yang mereka inginkan.

4. Gejala lainnya

Terdapat beberapa gejala lain yang dapat diamati pada anak dengan autisme, seperti:

  • Stimming yang ditandai dengan perilaku berulang. Misalnya, menepuk-nepuk tangan, memutar-mutar tangan, berputar-putar, menjentikkan jari berulang.
  • Kebiasaan makan abnormal, seperti pica yang merupakan keinginan makan kotoran, tanah liat, es, rambut, atau jenis makanan tertentu seperti yang manis, asin atau memiliki warna spesifik..
  • Tantrum,yang ditandai dengan anak berperilaku gelisah dengan membenturkan kepalanya ke lantai atau berteriak-teriak.

Baca Juga:

Kapan Harus ke Dokter?

Bila anak menunjukkan gejala autisme di atas, sebaiknya orang tua segera memeriksakan ke dokter spesialis anak.

Guna menegakkan diagnosis, dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya. Hal ini bertujuan mencegah diagnosis keliru karena kemungkinan ada kondisi kesehatan lain yang memiliki gejala mirip autisme.

Apabila anak didiagnosis mengalami autis, dokter dapat menyarankan perawatan, seperti terapi okupasi, terapi sensori, terapi perkembangan, terapi perkembangan, dan jenis terapi lainnya sesuai kebutuhan buah hati Anda.

Perlu dicatat bahwa autis adalah kondisi yang tidak menular. Bermain atau berbagi makanan dengan anak autisme tidak akan menyebabkan gejala serupa pada anak lain. Selain itu, mitos vaksinasi menyebabkan autisme juga tidak benar.

Itu dia gejala autisme awal pada anak yang perlu diamati. Segera periksakan anak ke dokter jika mengalami tanda-tanda di atas.

Sumber:

  • MedicineNet. 2022. What Are the 3 Main Symptoms of Autism?

  • NHS UK. 2022. Signs of autism in children.

  • NHS UK. 2022. Autism - How to help with your child's behaviour.

Konsultasikan Masalah Tumbuh Kembang Anak di Klinik