Skip to main

Kenali Gejala dan Pengobatan Penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder)

Obsessive Compulsive Disorder atau disingkat OCD adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan munculnya pikiran yang tak diinginkan (obsesi). Untuk menghilangkan pikiran-pikiran tersebut, mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif).

Orang dengan OCD biasanya menyadari sifat obsesi dan kompulsinya tidak rasional dan berlebihan. Namun, mereka merasa tidak mampu mengendalikan obsesinya. Setiap orang pasti pernah mengalami obsesi dan kompulsi. Misalnya, sesekali memeriksa ulang untuk memastikan kompor sudah mati dan rumah sudah dikunci. Itu adalah hal yang lumrah.

Namun kondisi Obsessive Compulsive Disorder jauh lebih ekstrim. Pengidap OCD bisa memakan waktu berjam-jam dalam sehari untuk memastikan kekhawatiran mereka tidak benar. Tentunya apabila dibiarkan, OCD dapat mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari.

Untuk itu, yuk kenali gejala OCD dan perawatan OCD yang tepat!

Gejala OCD

Gangguan OCD memang bisa menyerang siapa saja. Namun, sekitar 50% penderita OCD mulai mengalami gejala pada masa kanak-kanak dan remaja.

Gejala utama OCD adalah obsesi dan kompulsi yang mengganggu aktivitas normal. Penderita OCD mungkin tahu bahwa gejala-gejala ini menimbulkan masalah, namun mereka tidak bisa menghentikannya. Gejala OCD bisa datang dan pergi, mereda atau memburuk seiring berjalannya waktu.

Apabila kamu mengalami beberapa gejala OCD di bawah ini, penting untuk segera melakukan konsultasi ke psikiater terdekat.

1. Gejala Obsesi pada OCD

Dalam OCD, obsesi adalah pikiran atau gambaran mental yang tidak diinginkan dan mengganggu yang menyebabkan kecemasan intens. Sayangnya, orang dengan gangguan OCD ini tidak dapat mengendalikan pikiran-pikiran ini meski mereka menyadari bahwa pemikiran tersebut tidak logis atau tidak rasional. Contoh umumnya meliputi:

  • Takut bersentuhan dengan zat yang dianggap terkontaminasi, seperti kuman atau kotoran.
  • Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain karena tidak cukup berhati-hati
  • Kebutuhan akan keteraturan, kerapian, simetri atau kesempurnaan
  • Takut membuat kesalahan
  • Kekhawatiran berlebihan terhadap orientasi seksual atau identitas gender
  • Takut kehilangan atau membuang sesuatu yang penting

2. Tanda Kompulsif pada OCD

Thumbnail 2 - Kenali Gejala dan Pengobatan Penyakit OCD.jpg

Kompulsif adalah perilaku berulang yang membuat seseorang merasa terdorong untuk melakukannya sebagai respons terhadap obsesinya. Tindakan ini mungkin tidak masuk akal secara logis, tetapi bagi orang dengan OCD, itu menjadi cara untuk meredakan kecemasan. Contohnya meliputi:

  • Menyusun barang dengan rapi berulang kali dan sangat spesifik
  • Menghitung sesuatu secara berulang
  • Mandi, membersihkan atau mencuci tangan berulang kali
  • Mengumpulkan atau menimbun barang-barang yang tidak memiliki nilai pribadi atau finansial
  • Memeriksa berbagai hal berulang kali, seperti kunci, saklar, pintu, atau kompor

Terkadang, orang dengan penyakit OCD juga akan menghindari orang, tempat, atau situasi tertentu yang menyebabkan mereka tertekan dan memicu obsesi dan/atau kompulsi. Salah satu contohnya adalah menolak berjabat tangan atau menyentuh benda yang sering disentuh orang lain seperti gagang pintu karena khawatir kuman.

Perawatan OCD

Pengobatan obsessive compulsive disorder mungkin tidak memberikan kesembuhan secara total, namun dengan perawatan OCD yang tepat, nantinya dapat membantu mengendalikan gejala sehingga tidak mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.

Selain itu, perawatan OCD juga tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa orang mungkin memerlukan perawatan jangka panjang, berkelanjutan, atau lebih intensif.

Rencana pengobatan OCD yang paling umum melibatkan psikoterapi, yang meliputi terapi perilaku kognitif (CBT) dan penggunaan obat-obatan.

Jika kedua pengobatan tersebut tidak membantu gejala OCD, atau justru gejalanya semakin memburuk, biasanya dokter akan merekomendasikan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).

Berikut beberapa jenis perawatan OCD yang paling umum dan efektif meliputi:

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengubah pola pikir, keyakinan, dan perilaku yang dapat memicu gejala kecemasan dan obsesif kompulsif. Pada terapi ini, terapis akan membantu pasien memeriksa dan memahami pikiran dan emosi mereka agar dapat mengendalikan gejala.

Dalam beberapa sesi, CBT dapat membantu mengubah pikiran-pikiran berbahaya dan menghentikan kebiasaan-kebiasaan negatif, mungkin menggantikannya dengan cara-cara yang lebih sehat untuk mengatasinya.

Pencegahan kompulsi akan diulangi setiap hari dan konsisten sampai kecemasan berkurang. Seiring waktu, hal ini memungkinkan pengidap OCD membangun kembali kepercayaan mereka bahkan mereka dapat mengelola rasa cemasnya.

2. Penggunaan Obat-obatan

Kelas obat yang dikenal sebagai Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs), yang biasanya digunakan untuk mengobati depresi, juga efektif dalam pengobatan OCD. Dosis SSRI yang digunakan untuk mengobati OCD seringkali lebih tinggi dibandingkan dosis yang digunakan untuk mengobati depresi.

Manfaat maksimal dari penggunaan obat ini biasanya memerlukan waktu enam hingga dua belas minggu atau lebih. Namun obat ini hanya bisa digunakan sesuai resep dokter atau psikiater.

Apabila kamu atau orang yang kamu sayangi mengalami gejala OCD, penting untuk segera memeriksakan diri ke psikiater terdekat.

Sebagai salah satu klinik terbaik di Tebet, Jakarta Selatan, Klinik Muslimedika Tebet by Klinik Pintar menyediakan layanan kesehatan jiwa dengan menghadirkan psikiater terbaik yang dapat membantumu mengatasi berbagai masalah kesehatan mental.

Sumber:

Mayo Clinic. Obsessive-compulsive disorder (OCD).

Better Health. Obsessive compulsive disorder.

Psychiatry. What Is Obsessive-Compulsive Disorder?.

Cleveland Clinic. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).

Jadwalkan Konsultasi di Klinik