Skip to main

Mengenal Mutisme Selektif: Gangguan Kesehatan yang Perlu Penanganan Terapi Wicara

Anak yang sering mogok bicara saat bertemu orang baru jangan disepelekan. Ada kemungkinan ini adalah gejala mutisme selektif sehingga perlu segera dilakukan terapi wicara agar kondisinya tidak semakin parah.

Kondisi ini biasa dialami oleh satu dari 140 anak dan umumnya menyerang anak perempuan. Dengan menjalani terapi lambat bicara saat anak mengalami gejala dini dari mutisme selektif akan mempercepat gangguan ini.

Adapun penyebab, gejala dan penanganannya bisa Sahabat Pintar simak dalam ulasan di bawah ini!

Mengenal Apa Itu Mutisme Selektif

Menurut National Health Service (NHS) mutisme selektif sering terjadi pada anak yang sedang belajar bahasa kedua atau anak perempuan.

Gangguan kecemasan parah mengakibatkan anak menjadi bisu dalam situasi sosial tertentu. Misalnya ketika bermain di sekolah atau berjumpa dengan saudara atau orang baru.

Padahal saat berada di suasana yang nyaman, santai dan aman seperti di rumah, ia bisa berkomunikasi dengan normal. Jangan biarkan gangguan ini terus membayangi buah hati sebab memengaruhi masa depannya kelak.

Penyebab Mutisme Selektif

Thumbnail 2 - Penyebab Mutisme Selektif.jpg

Mutisme selektif sering disebut sebagai fobia berbicara pada orang tertentu dan dikaitkan dengan kecemasan. Anak merasa tertekan karena berada di luar zona amannya. Penyebab gangguan ini bisa Anda simak dalam poin-poin berikut:

1. Faktor Genetik

Mutisme selektif terjadi bisa karena diwariskan dalam keluarga sehingga riwayat kesehatan menjadi penting ketika konsultasi dengan dokter atau terapis.

Anak dengan kondisi mutisme selektif akan menunjukkan tantrum yang relatif sering dan mudah malu.

2. Kelainan Rangsangan Sensorik

Beberapa kasus mutisme selektif diketahui terjadi karena adanya kelainan dalam memproses rangsangan sensorik. Ini membuat anak lebih sensitif terhadap sentuhan, rasa, suara, cahaya, hingga bau.

Anak akan mudah frustrasi atau cemas karena memiliki sensitivitas tinggi.

3. Kecemasan Berlebihan

Mayoritas kasus anak mengalami bisu dikarenakan fobia pada keramaian maupun kecemasan berlebihan secara sosial. Anak akan panik  atau merasa demam panggung saat bersosialisasi dengan orang lain.

Gejala Mutisme

Pemberian terapi lambat bicara sebenarnya bisa dilakukan sejak dini saat anak menunjukan gejala mutisme selektif.

Gangguan ini umumnya akan terlihat pada anak di usia 2-4 tahun.

Gejala umumnya terlihat ketika anak menjadi kaku atau ekspresi wajah datar bahkan menghindari kontak mata saat harus berbincang dengan orang asing. Selain itu ada gejala lainnya yang timbul antara lain:

  1. Anak mulai berbicara aktif saat berada dengan orang terdekat namun menjadi diam saat berhadapan di situasi sosial yang asing atau baru.
  2. Anak merasa gugup dan canggung bahkan pemalu.
  3. Tubuhnya terasa tegang dan kaku. Tak jarang anak bersikap kasar.
  4. Sulit berkomunikasi dengan orang terdekat saat berhadapan atau berada di area atau orang asing.
  5. Agresif seperti mudah marah dan menjadi keras kepala.
  6. Menunjukkan gestur tidak nyaman, berkeringat, gemetar bahkan anak bisa pingsan.

Beberapa anak dengan gangguan ini mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui gerakan tubuh. Misalnya saat mengucapkan “iya” anak akan mengangguk dan menggelengkan kepala saat mengatakan “tidak”.

Bila anak mengalami mutisme selektif yang parah maka ia bisa menghindari berbagai komunikasi baik tulisan, gestur dan verbal. Jika tidak segera ditangani maka sikap ini bisa terbawa hingga ia dewasa.

Baca Juga:

Penanganan Mutisme Selektif

Sebenarnya dalam menangani mutisme selektif akan lebih cepat sembuh bila anak menjalani terapi wicara. Selain itu, Sahabat Pintar selaku orang tua juga perlu melakukan hal-hal di bawah ini agar anak lekas sembuh dari gangguan ini.

1. Ciptakan Lingkungan Positif

Thumbnail 2 - Penanganan Mutisme Selektif.jpg

Beri dukungan keluarga bagi anak agar merasa lingkungannya memberikan hal-hal positif. Misalnya saja sebisa mungkin tidak menunjukkan kecemasan pada anak dan menyakinkannya bahwa ia bisa berbicara ketika dirinya siap.

Anda harus mulai fokus pada anak yang pendiam dan mulai aktif bicara. Jangan terkejut jika anak sudah mau berbicara. Beri respon selayaknya saat anak sudah mulai berusaha bicara dengan anak lain.

2. Jangan Paksa Anak Berkomunikasi

Dalam lingkungan sosial, jangan memaksa anak dengan mutisme berbicara pada orang asing. Biarkan ia memiliki kegiatan yang menyenangkan selama di luar rumah walaupun tanpa melibatkan komunikasi. Misalnya membiarkan anak menggambar, bermain puzzle atau membaca buku.

3. Beri Pujian

Hukuman tidak efektif dalam mengatasi anak mutisme selektif. Sebaiknya orang tua mencoba memberikan pujian saat anak sudah menunjukkan keberanian berbicara dengan orang asing.

4. Konsultasi Dengan Para Ahli

Tidak lupa konsultasikan dengan para ahli agar anak mendapatkan perawatan yang tepat.  Anda bisa membawa anak ke terapi wicara Jakarta seperti Klinik Armedika. Tempat terapi wicara di Jakarta buka setiap Senin-Jumat (08.00-16.00 WIB) dan Sabtu (08.00-14.00 WIB).

Kelebihan dari terapi wicara Jakarta ini adalah memiliki ruang bermain anak, tempat parkir yang luas serta bisa membuat temu janji dokter secara online. Terapis yang melakukan terapi wicara memiliki sertifikasi di bidangnya dan dapat bekerja profesional.

Jadwalkan Terapi di Klinik