Skip to main

5 Kesalahan yang Harus Dihindari Pada Media Sosial Klinik

Kini media sosial menjadi salah satu wadah bagi klinik untuk melakukan promosi dan berinteraksi kepada pasien maupun calon pasien.

Platform media sosial yang kerap digunakan, seperti Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, maupun Twitter.

Kendati mudah digunakan dan dapat meraih banyak audience dari media sosial, ada kesalahan yang sering luput disadari oleh manajemen atau pengelolaan akun klinik. Kesalahan berikut ini tanpa disadari berisiko merugikan klinik.

1. Tidak Memiliki Rencana Konten

Pengelola akun media sosial klinik wajib memiliki rencana konten untuk memposting informasi atau promo terbaru dari klinik.

Klinik dapat merencanakan konten yang akan dipublikasikan, misalnya mengenai promo, treatment terbaru, review pelanggan, atau bahkan perubahan jadwal dokter.

Info tersebut sangat berarti untuk pasien yang akan datang berkunjung. Dengan demikian, pasien maupun calon pasien mendapatkan update serta terhubung dengan klinik melalui dunia maya.

Buatlah file editorial perencanaan konten dengan data video, foto, jadwal atau tanggal, dan materi konten yang akan diterbitkan. Jangan lupakan hari libur, peringatan, hari raya, atau bahkan hari tertentu tiap bulan untuk menerbitkan konten, ya.

Pasalnya di hari-hari tersebut, banyak masyarakat yang mengisi waktu luangnya atau sengaja mencari info mengenai klinik untuk mendapatkan pengobatan, bahkan mencari promo.

2. Tidak Konsisten Memposting Konten

Pastikan klinik menemukan platform media sosial yang tepat sesuai kebutuhan dan target pemasaran yang sudah ditentukan. Selanjutnya, cari tahu kapan waktu yang tepat untuk menerbitkan konten atau postingan di medsos.

Hal ini bertujuan agar klinik konsisten memposting di media sosial serta dapat meningkatkan awareness masyarakat. Semakin sering atau teratur menampilkan diri di medsos target audiens, semakin banyak juga yang tahu tentang klinik.

Konten yang dipublikasi di media sosial seperti instagram juga dapat diposting terjadwal menggunakan fitur tertentu di dalamnya. Dengan demikian, pengelola akun media sosial dapat memanfaat waktu seefisien mungkin.

3. Medsos yang Dipilih Kurang Tepat

Setiap bisnis, termasuk klinik, memiliki target pasar yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemilihan platform untuk tujuan branding klinik atau promosi pun harus ditentukan dengan baik.

Lakukan survei dan temukan data mengenai latar belakang, usia, minat, profesi, kebiasaan berbelanja, pendidikan audiens di media sosial. Hasil survei tersebut dapat membantu klinik menentukan media sosial yang tepat.

Sebagai contoh, klinik kesehatan balita atau tumbuh kembang anak dapat memilih platform Instagram sebagai wadah bagi ibu-ibu muda mencari informasi mengenai buah hati. Lalu, Facebook dapat klinik gunakan bila target audiens adalah orang dewasa atau berusia lanjut yang ingin melakukan perawatan kesehatan lanjutan.

Tak lupa, sesuaikan isi konten, topik, promo, dan juga interaksi sesuai audiens di medsos, ya.

4. Tidak Punya Batasan Konten

Klinik harus menerapkan batasan saat menggunakan media sosial. Misalnya, tentukan bila klinik mempunyai topik atau kata kunci yang tidak akan dibahas di media sosial.

Misalnya, tidak diperkenankan membahas atau mengatakan bahwa klinik lebih unggul daripada fasilitas kesehatan lain. Menjelek-jelekan merek dagang atau kompetitor bisnis lain, atau menyinggung opini pribadi orang lain sebaiknya juga dihindari, ya.

Satu terbitan konten yang berbau atau menyinggung hal negatif tersebut dapat merusak reputasi klinik di mata masyarakat, termasuk pasien.

5. Tidak Berinteraksi dengan Audiens

Sulit untuk mengelola semua akun klinik di berbagai platform media sosial. Maka itu, pilih satu hingga dua medsos yang ingin fokus dikembangkan oleh klinik.

Jangan lupa untuk memastikan bahwa platform medsos yang klinik gunakan memiliki audiens dan target yang sesuai.

Selain itu, cobalah berinteraksi dengan pasien atau calon pasien di media sosial. Balas pertanyaan maupun tanggapi komplain di media sosial. Hal ini dapat membuat pasien merasa

Secara tidak langsung merespons hal tersebut menjadi aspirasi bagi konsumen dan masukan bagi klinik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.

Baca Juga:

Sumber:

  • Moengage. 2022. 7 Crucial Social Media Marketing Mistakes to Avoid
  • Buffer. 2022. We Made These 10 Social Media Mistakes so You Don’t Have To

Mari Bermitra dan Tingkatkan Produktivitas Usaha Klinik Anda