Skip to main

Co-Parenting, Pola Asuh Pada Anak Pasca Perceraian

Tidak ada satu keluarga pun yang mengharapkan perpisahan apalagi saat sudah memiliki buah hati. Dampak perceraian kedua orang tuanya memberikan pengaruh besar dalam tumbuh kembangnya khususnya kejiwaan anak. Inilah yang mendasari munculnya pola asuh co-parenting.

Tujuan dari pola asuh anak ini adalah agar buah hati tidak pilih-pilih siapa yang menjadi orang tua favorit karena pengasuhannya yang lebih baik ketimbang lainnya. Yuk simak dulu prinsip hingga tips menjalankan co-parenting berikut:

Apa Itu Pola Asuh Co-Parenting?

Co-parenting merupakan pola asuh anak yang membagi tanggung jawab usai kedua orang tua berpisah. Penerapan di setiap keluarga berbeda, tapi selalu melibatkan kedua orang tua.

Dalam pengasuhannya harus bekerjasama dalam hal menentukan pendidikan, kesejahteraan anak bahkan pengaturan hidupnya.

Manfaat dari pola asuh co-parenting adalah menurunkan tingkat stres dan kecemasan pada anak. Kejiwaan anak lebih stabil dan mengurangi konflik orang tua pasca perpisahan.

Prinsip utama yang digunakan dalam co-parenting adalah mendahulukan kebutuhan emosional serta fisik anak ketimbang perasaan pribadi.

Dalam penerapannya dibutuhkan komunikasi terbuka, kesabaran, fleksibilitas, konsisten, serta kemauan untuk kompromi dan negosiasi. Kedua orang tua harus mampu mendengarkan satu sama lain dan mengutamakan anak. Aturan yang disepakati harus dipatuhi oleh kedua orang tua.

Terlebih saat sudah bercerai orang tua tetap harus mengikuti aturan UU No 23 tahun 2002 terkait perlindungan anak yakni:

  • Anak memperoleh pengasuhan, pemeliharaan, perlindungan dan pendidikan dari kedua orang tua sesuai bakat, minat dan kemampuannya
  • Anak memperoleh hak lainnya dan pembiayaan hidup dari kedua orang tua
  • Anak bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara tetap dengan kedua orang tuanya walaupun sudah bercerai

Hal yang Bertentangan dengan Co-Parenting

Thumbnail 3 - Co Parenting.jpg

Ada pula hal-hal yang perlu dihindari orang tua saat menerapkan co-parenting yakni:

  • Tidak meminta anak mengamati kehidupan baru mantan pasangan
  • Tidak meminta anak agar memihak salah satu orang tuanya sehingga hindari pertanyaan seperti “ lebih sayang mana ayah atau ibu?”
  • Apabila berjanji dengan anak maka selalu pastikan untuk menepatinya agar rasa percaya dan aman tetap terjaga
  • Jangan pernah menjauhkan anak sebab bisa memunculkan dendam pada orang tua. Anak mempunyai perasaan sendiri sehingga saat menjauhkan anak harus didasari alasan yang jelas seperti masalah keamanan
  • Hindari membahas tentang hal-hal buruk di hadapan anak-anak

Mengasuh anak memang bukan perkara mudah apalagi saat kedua orang tua sudah bercerai. Walaupun hidup terpisah, tapi untuk urusan anak tetap harus bekerja sama. Dengan begitu anak tetap stabil emosinya dan menerima perpisahan kedua orang tuanya dengan lebih legowo.

Tips Menjalankan Co-Parenting

Thumbnail 4 - Co Parenting.jpg

Bila menyangkut pola asuh anak sebaiknya singkirkan amarah dan benci. Jangan libatkan anak dalam permasalahan Anda. Jadilah satu tim dan ikuti tips yang ada di bawah ini.

1. Komitmen dan Terbuka

Jangan merahasiakan hubungan Anda dengan anak karena penting untuk menjelaskan kedua orang tua sudah berpisah.

Jelaskan secara hati-hati dan memakai bahasa yang mudah dimengerti sehingga anak memahami bahwa walaupun kedua orang tua bercerai namun ia tetap memperoleh dukungan dan cinta dari orang tua.

Berkomitmenlah dan terbuka dengan mantan pasangan demi buah hati.

2. Utamakan Komunikasi Langsung

Komunikasi langsung merupakan kunci dari keberhasilan pola asuh co-parenting. Ingatkan diri untuk tetap fokus dan menjaga komunikasi yang produktif.

Sebaiknya jangan kirim pesan pada mantan pasangan lewat anak-anak. Putuskan untuk move on dari masa lalu dan pertahankan fakta serta kebutuhan.

3. Jangan Libatkan Anak Dalam Permasalahan

Perceraian adalah keputusan pasangan, tapi bukan menjadi beban anak untuk memikirkannya. Jangan tempatkan anak di tengah konflik hubungan orang dewasa sebab mempengaruhi sifatnya kelak.

Anak akan mudah merasa insecure dan tak berdaya bahkan bisa mempertanyakan kemampuannya sendiri.

4. Bersikap Fleksibel

Dalam pengasuhan anak, orang tua akan berbagi hak asuh sehingga butuh fleksibilitas.

Peran ayah dan ibu tetap dibutuhkan anak walaupun orang tua telah bercerai. Anda harus berkompromi atau mengubah rencana bersama mantan pasangan.

5. Tetapkan Aturan dan Taati

Rancang aturan bersama dan tetapkan jadwal pertemuan dengan anak. Buat jadwal yang jelas dan konsisten bagi anak. Misalnya jadwal kunjungan ke pihak ayah ataupun ibu.

Jelaskan anak akan tinggal dan bagaimana ia pergi ke sekolah dengan salah satu walinya. Lakukan pembicaraan positif tentang pasangan kepada anak sehingga ia tidak berpikiran negatif dengan status perkawinan orang tuanya.

6. Dengarkan Anak Secara Aktif

Pola asuh co-parenting mendukung anak secara aktif dengan mendengarkannya. Anak boleh mengemukakan pendapatnya terkait hubungan kedua orang tuanya saat ini. Jangan menyela omongan anak atau bersikap menggurui.

Coba berikan saran atau menanyakan perasaan anak agar ia merasa telah didengar. Dengan begitu tumbuh kembang anak tetap berjalan baik walaupun kedua orang tua berpisah.

Baca Juga:

Sumber:

The Asian Parents. 5 Hal Penting tentang Co Parenting, Pola Asuh Anak bagi Pasangan Bercerai.

Betterhelp. Why Use Co Parenting? The Pros And Cons To Consider. 31 Maret 2023

Jadwalkan Konsultasi di Klinik