Skip to main

Macam-macam Pola Asuh Anak, Mana yang Terbaik?

Gaya pengasuhan memiliki peran yang penting dalam mendidik anak-anak di rumah. Hal ini karena pola asuh akan memengaruhi tumbuh kembang hingga sikap anak sebagai seorang individu.

Ternyata, ada banyak macam-macam pola asuh anak yang bisa diterapkan oleh orang tua, lho. Jadi, orang tua perlu menggunakan jenis pola asuh yang tepat agar anak bisa tumbuh sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Lantas apa saja macam-macam pola asuh anak? Yuk simak penjelasan lengkapnya!

Pengertian Pola Asuh Anak

Sebelum mencari tahu lebih lanjut tentang macam-macam pola asuh, sebaiknya pahami dahulu apa yang disebut dengan pola asuh. Pola asuh adalah cara atau gaya yang digunakan oleh orang tua atau wali dalam mendidik dan merawat anak-anak.

Cara mengasuh anak yang dimaksud terdiri dari beragam aspek, seperti pendidikan, kedisplinan, kasih sayang, dan nilai-nilai yang diajarkan. Pengasuhan ini bertujuan untuk membentuk perkembangan fisik, emosional, sosial, dan intelektual anak. Jadi, mereka bisa tumbuh menjadi individu yang kompeten, mandiri, dan bahagia.

Macam-macam Pola Asuh Anak

Ada macam-macam pola asuh anak yang bisa diterapkan, diambil dari penelitian yang dilakukan oleh psikolog perkembangan Diana Baumrind di University of California di Berkeley dan karya Eleanor Maccoby dan John Martin di Stanford University.

Berikut macam-macam pola asuh anak tersebut, yang bisa orang tua terapkan dalam merawat dan mendidik anak mereka.

1. Pola Asuh Otoriter

Salah satu jenis pola asuh anak yang dilakukan oleh orang tua yakni pola asuh otoriter. Sesuai dengan namanya, pola asuh ini melibatkan aturan dan kontrol orang tua yang ketat terhadap anak-anaknya.

Dalam pengasuhan ini, orang tua seringkali memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak-anak mereka dan mengharapkan ketaatan mutlak terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Walau sebenarnya orang tua dengan gaya pengasuhan ini peduli terhadap anak-anaknya, mereka jarang melibatkan anak dalam mengambil keputusan. Bahkan, mungkin dapat memberikan hukuman atau sanksi sebagai pelatihan kedisplinan pada anak.

Tentunya, ada dampak yang ditimbulkan dari diterapkannya pengasuhan otoriter ini. Misalnya orang tua cenderung kurang fleksibel dengan perubahan dan keinginan anak. Anak-anak yang menjalani pola asuh ini di rumah juga dapat mengalami tingkat stres yang tinggi akibat tekanan dan aturan dari orang tua mereka.

2. Pola Asuh Suportif

Faktor Lain yang Menentukan Kecerdasan Anak.jpg Pola asuh suportif adalah cara merawat dan mendidik anak yang dilakukan dengan cara memberikan cinta, dukungan, dan perhatian penuh. Dalam hal ini, orang tua memahami kebutuhan anak-anak mereka dengan baik dan mampu menciptakan lingkungan yang ideal untuk tumbuh kembangnya.

Orang tua dengan pengasuhan yang suportif akan menerima anak-anak mereka apa adanya. Tanpa memberi tekanan, menghakimi, atau coba mengubah sifat anak-anaknya, karena mereka percaya bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam pengasuhan yang suportif, ibu dan ayah dapat menjalin komunikasi yang terbuka dengan anak-anaknya. Jadi, anak bisa berbagi perasaan atau masalah yang mereka hadapi dengan cara aman dan nyaman di rumah.

Orang tua juga biasanya akan melibatkan anak dalam mengambil keputusan di hidupnya. Jadi, anak-anak bisa belajar tentang tanggung jawab dan percaya diri.

Tentunya, anak-anak dapat tumbuh dengan lebih bahagia karena pola pengasuhan suportif memberikan rasa aman secara emosional. Hubungan orang tua dan anak pun semakin erat.

3. Pola Asuh Permisif

Dalam pola asuh permisif, orang tua cenderung memberikan banyak kebebasan dengan sedikit batasan pada anak-anak. Jadi, tidak ada aturan atau hukuman yang ketat untuk anak.

Anak-anak yang dididik melalui pola asuh permisif dapat memiliki lebih banyak kendali atas kehidupannya. Mereka pun bisa membuat pilihan atau keputusan dengan lebih leluasa.

Meski diberikan kebebasan yang besar, orang tua dengan pola asuh permisif tetap memberikan kehangatan pada anak-anak. Mereka cenderung berperilaku sebagai seorang teman untuk anak-anaknya.

Sayangnya, pola asuh permisif bisa menyebabkan perilaku negatif pada anak-anak jika tidak terkendali. Misalnya menyebabkan anak tumbuh kurang mandiri, tidak bisa menghargai aturan, dan cenderung agresif.

Orang tua juga mungkin akan kesulitan mengambil tindakan tegas atau memberikan aturan yang jelas, karena telalu sabar dan toleran pada anak-anak mereka.

4. Pola Asuh Tidak Peduli

Selanjutnya, ada pola asuh anak tidak peduli. Di mana orang tua hanya terlibat sedikit atau bahkan tidak terlibat sama sekali dengan kehidupan anak-anak mereka.

Dalam pola asuh ini, orang tua sering kali kurang memenuhi kebutuhan emosional, fisik, dan psikologis anak-anak mereka. Anak-anak dengan pola asuh yang satu ini cenderung kurang mendapatkan perhatian karena ibu dan ayahnya tidak bertanya tentang kehidupan mereka.

Orang tua dengan pola asuh tidak peduli juga biasanya dilakukan tanpa pengawasan yang memadai. Jadi, kehidupan anak-anak mereka tidak diketahui secara mendetail.

Selain itu, ketidakpedulian orang tua terhadap anak dapat ditunjukkan dengan tidak adanya aturan atau batasan yang jelas. Anak-anak pun dibiarkan melakukan tindakan apapun tanpa konsekuensi.

Tentu saja, dampak dari pola asuh ini sangat tidak baik untuk anak-anak. Orang tua dengan pola asuh tidak peduli bisa menyebabkan anak merasa kurang kasih sayang, tidak mendapat dukungan emosional, serta kebingungan dengan nilai atau norma sosial yang berlaku.

Ketika hal tersebut terjadi, anak-anak cenderung rentan terhadap masalah perilaku. Mereka bisa mengalami prestasi akademik yang rendah hingga gangguan kesehatan mental. Anak-anak yang dirawat dengan pola asuh tidak peduli oleh orang tua mereka juga akan mengalami kesulitan untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain di masa depan.

Itulah penjelasan mengenai pola asuh anak. Sebaiknya, orang tua bisa lebih bijak dalam merawat dan mendidik anak-anak mereka sehingga bisa tumbuh dengan baik.

Jika sebagai orang tua Anda membutuhkan arahan mengenai pola asuh yang terbaik untuk buah hati, bisa coba konsultasi dengan psikolog anak di Klinik Armedika by Klinik Pintar.

Psikolog anak di Klinik Armedika by Klinik Pintar terjamin profesional di bidangnya sehingga perawatan yang diberikan tepat dan berkualitas. Dengan begitu, orang tua bisa lebih percaya diri dalam mendidik anak di rumah dan kesehatan mental mereka tetap terjaga.

Jika tidak dapat konsultasi langsung ke klinik, orang tua atau wali anak juga bisa melakukan layanan konsultasi psikologi melalui online, lho. Tentunya, dengan harga yang terjangkau!

Baca Juga:

Sumber:

Verywell Family. 4 Types of Parenting Styles and How Kids are Affected.

Parents. What’s Your Parenting Style?.

Mayo Clinic. The 4 types of parenting styles: What style is right for you?.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik