Skip to main

Sering Alami Migrain? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pernahkah kamu merasakan sakit kepala hanya di satu sisi kepala saja? Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami migrain. Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala primer yang berarti tidak disebabkan oleh kondisi medis lain.

Saat kamu mengalami migrain, gejala yang mungkin dirasakan selain sakit kepala berdenyut di satu sisi, migrain juga biasanya disertai dengan gejala lain seperti sensitivitas terhadap suara, cahaya, dan bau.

Faktanya, dibandingkan laki-laki, perempuan lebih sering mengalami sakit kepala migrain. Apakah kamu salah satu orang yang sering mengalami migrain? Jika iya, yuk ketahui penyebab dan cara mengatasinya!

Perbedaan Migrain dengan Sakit Kepala Biasa

Sakit kepala dan migrain adalah keluhan umum yang hampir dialami semua orang. Meski gejalanya hampir terbilang sama, namun migrain berbeda dari sakit kepala lainnya karena memiliki karakteristik tersendiri.

dr. Fitri Abdat, Sp.S, dokter spesialis saraf dari Klinik Saraf Neuro Care mengungkapkan, gejala sakit kepala migrain cenderung hanya terjadi di satu sisi kepala saja. Rasanya seperti berdenyut, namun bisa juga disertai dengan gejala lainnya, seperti mual dan muntah.

Tak hanya itu, bila terjadi seragan migrain, seseorang yang mengalaminya akan merasa lebih nyaman di tempat gelap (fotofobia) dan di tempat yang lebih tenang (fonofobia). Untuk durasi serangannya, migrain bisa berlangsung selama 4-72 jam.

Gejala Migrain

body image - Sering Alami Migrain_ Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya.jpg

Gejala migrain cenderung terjadi secara bertahap. Beberapa jam atau beberapa hari sebelum sakit kepala, biasanya kamu akan melalui tahap “prodromal”, yang mungkin melibatkan perubahan emosi, khususnya depresi dan lekas marah.

Selain itu, sebelum migrain terjadi, banyak orang yang mengalami gejala seperti:

  • Sensitif terhadap cahaya, suara, atau bau
  • Kelelahan
  • Nafsu makan berlebih atau menginginkan suatu makanan layaknya sedang mengidam, namun tak sedikit juga yang mengalami kurang nafsu makan
  • Perubahan suasana hati
  • Meningkatnya rasa haus
  • Kembung
  • Sembelit atau diare

Bersamaan dengan sakit kepala ringan hingga berat seperti berdenyut, gejala migrain lanjutan yang mungkin akan kamu rasakan, seperti:

  • Sakit kepala selama aktivitas fisik
  • Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin karena serangan migrain berat
  • Kepekaan yang meningkat terhadap cahaya dan suara
  • Mual hingga muntah
  • Nyeri leher
  • Mengeluarkan banyak keringat
  • Sakit perut
  • Merasa panas atau dingin yang tidak biasa

Faktor Risiko dan Pemicu Migrain

Meski siapa pun dapat mengalami migrain, namun migrain berisiko lebih tinggi pada orang dengan faktor tertentu, seperti:

  • Jenis kelamin: Dibanding laki-laki, perempuan cenderung lebih sering mengalami migrain
  • Usia: Kebanyakan orang mulai mengalami sakit kepala migrain mulai dari usia 10 hingga 40 tahun. Tetapi gejala migrain berangsur membaik atau hilang setelah memasuki usia 50 tahun
  • Riwayat keluarga: Jika salah satu orang tua memiliki riwayat sakit migrain, anak mereka memiliki peluang 50% untuk mengalaminya
  • Kondisi medis tertentu: Orang dengan kondisi medis tertentu seperti depresi, memiliki kecemasan, gangguan bipolar, gangguan tidur, fibromyalgia, dan gangguan obsesif kompulsi dapat meningkatkan peluang kamu mengalami sakit kepala migrain.

Di samping faktor risikonya, migrain adalah salah satu penyakit saraf yang dapat terjadi karena beberapa pemicu, seperti:

  • Perubahan hormon: Tak sedikit wanita yang mengalami migrain saat hormonnya sedang mengalami peningkatan maupun penurunan. Hal ini bisa terjadi akibat menstruasi, hamil, saat berovulasi, serta menggunakan KB yang melibatkan hormon
  • Stres: Saat stres, otak akan melepaskan bahan kimia yang dapat menyebabkan perubahan pembuluh darah yang dapat menyebabkan migrain
  • Makanan: Beberapa bahan tambahan makanan seperti nitrat dan monosodium glutamat (MSG), juga bisa menjadi pemicu seseorang mengalami migrain
  • Melewatkan waktu makan
  • Kafein: Mengonsumsi terlalu banyak atau tidak mendapatkan asupan kafein sebanyak biasanya dapat menyebabkan sakit kepala
  • Perubahan cuaca
  • Suara keras, lampu terang, dan bau yang kuat dapat memicu migrain
  • Obat-obatan seperti vasodilator yang dapat memperlebar pembuluh darah juga bisa memicu sakit kepala migrain
  • Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga yang terlalu berat
  • Waktu tidur yang tidak berkualitas

Baca Juga:

Cara Mengatasi Migrain

dr. Fitri Abdat, Sp.S, menjelaskan bahwa pada dasarnya ada dua cara umum untuk mengatasi migrain, yaitu terapi abortif yang dilakukan ketika terjadi serangan dan terapi profilaksis untuk mencegah serangan berulang.

Cara mengatasi migrain dengan terapi abortif umumnya dengan menggunakan obat-obatan, yang diminum ketika ada serangan. Hal ini bertujuan untuk meredakan nyeri migrain.

Sedangkan cara mengatasi migrain dengan terapi profilaksis ini kamu akan diminta dokter untuk meminum obat tertentu setiap hari, walaupun tidak sedang serangan migrain. Namun, terapi ini tidak dilakukan pada semua penderita migrain

Meski begitu, terapi profilaksis ini tidak diberikan pada semua penderita migrain. Ada beberapa kriteria serangan migraine yang memang perlu menerima terapi profilaksis. Biasanya kriteria ini dilihat dari frekuensi serangan, seberapa berat serangannya, dan beberapa faktor lainnya. Oleh karenanya, penting sekali untuk penderita migrain, mendokumentasikan nyeri kepala yang dialami di buku harian nyeri kepala dan catatlah kondisimu setiap hari.

Bagi kamu yang mengalami gejala migrain dan gejalanya tidak membaik meski telah istirahat, sebaiknya segera periksakan dirimu ke dokter saraf agar dokter dapat mengetahui penyebab dan perawatan apa yang mesti dilakukan.

Sumber:

WebMD. What Is Migraine?. 13 Desember 2022.

Healthline. Everything You Want to Know About Migraine. 30 Januari 2023.

Medical News Today. Migraine: Causes and Treatment. 6 Agustus 2021.

Cleveland Clinic. Migraine Headaches.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik