Skip to main

Sering Emosi saat Berkendara?Jangan-jangan, Kamu Mengidap Misophonia

Apakah Anda sering merasa gelisah atau terganggu ketika mendengarkan suara kendaraan, klakson dan lainnya? Bisa jadi Anda mengalami misophonia yakni suatu keadaan dimana seseorang bereaksi terhadap suara spesifik dan menyebabkan respon otomatis. Misophonia adalah bahasa Yunani yang berasal dari dua suku kata yakni miso dan phon.

Miso bermakna benci sementara phon artinya suara dan jika diartikan secara harfiah adalah benci akan suara. Seseorang yang mengalami kondisi ini bisa saja terganggu akan suara lainnya seperti decak lidah, suara mengunyah, bersiul dan lainnya.

Mengenal Misophonia

Misophonia belum bisa disebut sebagai disorder (gangguan) melainkan sindrom. Perempuan lebih rentan mengalami sindrom ini daripada laki-laki.

Semakin parah tingkat misophonia maka pengidap akan semakin sulit untuk bersosialisasi sebab lingkungan dianggap terlalu bising. Dampaknya penderita misophonia dapat melakukan tindakan ekstrim akibat suara di sekelilingnya.

Pasien akan mengalami panik, cemas bahkan agresif yang tidak terkontrol. Tak jarang ada pula yang mengalami sakit kepala, nyeri di seluruh tubuh dan rasa kaku pada otot.

Beberapa pasien juga mengalami peningkatan tekanan darah, detak jantung lebih cepat, sesak napas hingga tangan berkeringat.

Menurut Washington Post, ada hampir 100 orang mengunjungi Healing, Balance, and Speech Center Connecticut pada 2014 saja.

Jenis suara umum yang dapat sebagai pemicu pada pasien misophonia adalah termasuk suara berfrekuensi rendah, langkah kaki, suara kantong plastik yang diremas bahkan suara seseorang memainkan pulpen.

Penyebab Misophonia

Thumbnail 2 - Sering Emosi saat Berkendara.png

Hingga saat ini belum diketahui alasan pasti seseorang terkena misophonia. Meskipun begitu diduga ada dua aspek yang mendorong kondisi ini antara lain ialah:

Aspek Biologis

Misophonia bisa terjadi disebabkan masalah sensori auditori. Orang tersebut terlampau sensitif akan suara tertentu sehingga responnya berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada media prefrontal cortex pada otak.

Saat suara terdengar maka gelombangnya akan menggetarkan tulang di bagian tengah telinga. Suara akan diubah menjadi sinyal elektrik oleh telinga lalu diteruskan ke saraf pendengaran pada otak lewat dua jalur yang salah satunya media prefrontal cortex.

Jika terjadi gangguan pada jalur ini akan membuat suara tertentu terkesan ekstrim.

Aspek Psikososial

Ada pula faktor psikososial yakni hubungan antara kejiwaan dan interaksi sosial. Contohnya orang dengan kondisi diathesis yakni menderita kondisi medis tertentu kebetulan tinggal di lingkungan disiplin.

Gejala Misophonia

Penderita misophonia akan bereaksi berlebihan akan suara tertentu dan kehilangan kendali akan emosinya. Adapun beberapa gejala yang ditunjukkan antara lain:

  • Jengkel atau jijik yang bisa berubah menjadi kemarahan
  • Secara fisik dapat menyerang orang yang menyebabkan suara bising tersebut
  • Agresif secara fisik dengan objek sebagai sumber kebisingan
  • Mengambil tindakan mengelak di sekitar orang yang menyebabkan suara pemicu
  • Agresif secara verbal kepada orang yang menyebabkan suara bising
  • Merasa stres sekaligus tidak nyaman
  • Menunjukan gejala kecemasan, neurosis hingga depresi

Berdasarkan penelitian bertajuk Misophonia: physiological investigations and case descriptions menyatakan adanya gejala reaksi fisik yang ditunjukan penderita misophonia adalah

  • Otot kejang
  • Suhu tubuh meningkat sekaligus tekanan darah
  • Nyeri di sekujur tubuh terutama dada
  • Detak jantung lebih cepat dari biasanya

Cara Penanganan yang Tepat

Untuk mendiagnosa sindrom ini biasanya dilakukan wawancara medis intensif dan pemeriksaan fisik. Cara paling umum mengatasi seseorang yang mengalami misophonia adalah menjauhkannya dari suara pemicu.

Pasien juga disarankan melakukan meditasi atau menggunakan earphone di dekat sumber pemicu. Tidak ada obat yang menyembuhkannya karena memang bukan tergolong penyakit.

Anda bisa melatih sensori auditori agar pasien tidak mudah kambuh. Selain itu bila terjadi pada anak-anak bisa dilakukan tinnitus retraining therapy. Terapi ini membantu anak menoleransi kebisingan tertentu.

Selain itu bisa pula dengan mengikuti cognitive behavioral therapy bagi pasien yang mengalami sindrom misophonia karena faktor psikososial. Metode terapi ini adalah dengan mendengarkan suara alam kepada pasien agar gejala misophonia dapat berkurang.

Untuk pasien misophonia yang sudah parah akan diresepkan obat anti kecemasan atau obat ADHD guna mengurangi gejalanya. Misophonia sendiri sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti bipolar, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan kecemasan lainnya termasuk ADHD.

Misophonia adalah sindrom yang membuat seseorang bereaksi berlebihan akan suara tertentu. Untuk mengurangi gejalanya bisa dilakukan konseling dan terapi pada ahlinya.

Baca Juga:

Sumber:

Cleveland Clinic. Misophonia. 11 Juni 2022

Washington Post. Misophonia is a newly identified condition for people hypersensitive to sound.

Ncbi. Misophonia: physiological investigations and case descriptions. 25 Juni 2013

Amankan Jadwal Anda di Klinik