Skip to main

Hindari 5 Kebiasaan Penyebab Saraf Kejepit

Saraf kejepit merupakan kondisi medis yang terjadi ketika saraf tertekan atau terjepit oleh jaringan di sekitarnya. Saraf terjepit sering kali terjadi di punggung bawah dan leher, namun gangguan saraf ini bisa juga terjadi di pinggang, hingga pergelangan tangan.

Saraf terjepit bukanlah suatu penyakit ringan, karena penyakit saraf ini dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan, mati rasa, kelemahan pada area yang terkena, hingga membatasi pergerakan tubuhmu.

Meskipun ada beberapa faktor risiko penyebab saraf kejepit yang tidak dapat dihindari, seperti usia dan kondisi medis tertentu, namun ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatkan risiko terkena saraf kejepit dan bisa kamu hindari mulai saat ini.

Kebiasaan Penyebab Saraf Kejepit

Tanpa disadari, beberapa kebiasaan ini bisa menjadi penyebab saraf kejepit. Jadi mulai sekarang, hindari kebiasaan berikut ini:

1. Duduk Terlalu Lama

Duduk dalam waktu lama, terutama dengan postur tubuh yang buruk, dapat memberikan tekanan pada saraf di punggung dan leher. Hal ini dapat menyebabkan saraf terjepit di area tersebut.

Oleh karena itu, sebaiknya sering-seringlah berdiri, berjalan, atau melakukan gerakan ringan setiap 30 menit untuk mengurangi tekanan pada saraf.

2. Postur Tubuh yang Buruk

Duduk atau berdiri dengan postur tubuh yang tidak benar dapat memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang dan saraf, meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit.

Jadi untuk mencegah terjadinya saraf kejepit, pastikan untuk duduk dan berdiri dengan postur yang baik.

Tak hanya saat duduk dan berdiri, tidur dengan posisi yang salah seperti tidur tengkurap dengan kepala menoleh ke samping, juga dapat memberikan tekanan pada saraf di leher dan bahu.

Oleh karena itu, pilihlah posisi tidur yang nyaman dan mendukung postur tubuh yang baik, seperti tidur telentang untuk memastikan kepala, leher, dan punggung berada dalam posisi netral atau dalam satu garis lurus, sehingga beban tubuh dapat ditopang dengan baik.

3. Mengangkat Beban Berlebih

Mengangkat beban yang terlalu berat dengan cara yang salah dapat memberikan tekanan yang berlebihan dan cedera pada tulang belakang maupun saraf.

Untuk mencegah saraf kejepit, pastikan untuk menggunakan teknik mengangkat yang benar, seperti tidak mengangkat dalam posisi membungkuk, melainkan jongkok terlebih dahulu lalu dekatkan barang yang akan diangkat, kemudian angkat perlahan.

Begitu juga jika ingin mengambil sesuatu barang yang terjatuh di lantai. Sebaiknya, langkahkan satu kaki ke depan, lalu tekuk hingga tubuh bertumpu pada kaki tersebut, kemudian angkat barang yang terjatuh. Pastikan punggung selalu dalam keadaan lurus dan tidak membungkuk.

4. Kurang Melakukan Aktivitas Fisik

Tak banyak yang tahu, kurangnya aktivitas fisik juga bisa menjadi penyebab terjadinya saraf kejepit, lho!

Ini karena kurang bergerak menyebabkan otot dan tulang menjadi lemah. Otot yang lemah tidak dapat menopang tulang dengan baik, sehingga meningkatkan tekanan pada saraf.

Tak hanya itu, kurang bergerak membuat tubuh menjadi kaku dan kurang fleksibel. Jadi sebaiknya, rutinlah melakukan latihan fisik untuk menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas tubuh.

5. Membungkuk

Salah satu kebiasaan buruk yang paling umum dilakukan banyak orang adalah membungkuk. Tanpa kamu sadari, kamu sering membungkuk saat sedang duduk, berdiri, atau bahkan berjalan.

Padahal, saat kamu membungkuk, tulang belakang tidak berada pada posisi yang sebenarnya. Apabila ini dilakukan terlalu lama dan terlalu sering, nantinya dapat menyebabkan rasa sakit dan kaku.

Selain itu, membungkuk juga dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk seiring berjalannya waktu.

Itu dia beberapa kebiasaan penyebab saraf kejepit. Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas, akan membantumu mengurangi risiko terkena saraf kejepit.

Jika kamu mengalami gejala saraf kejepit, seperti rasa nyeri disertai sensasi terbakar, sensasi kesemutan yang terasa seperti tertusuk jarum atau sengatan listrik, mati rasa atau berkurangnya sensasi nyeri dan sentuhan pada area kulit, serta kelemahan pada otot yang terkena, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter saraf terdekat untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga:

Obat Saraf Kejepit

Berdasarkan penjelasan dari dr. Lamia Aisha, Sp. N, Dokter Spesialis Saraf dari Klinik Neuro Care by Klinik Pintar, sebenarnya ada banyak jenis obat untuk mengatasi saraf kejepit. Tentunya, tiap jenis pengobatan saraf kejepit tergantung pada tingkat keparahan gejalanya.

Namun untuk kasus saraf terjepit yang ringan, pasien bisa mengonsumsi obat saraf kejepit untuk mengurangi rasa nyeri.

Selain itu, ada pula terapi saraf kejepit, seperti fisioterapi dan pemasangan taping, serta terapi dengan TMS yang juga bisa membantu meningkatkan mobilitas dan mengurangi rasa nyeri akibat saraf terjepit.

Namun seperti yang disebutkan dr. Lamia, apabila saraf terjepit yang kamu alami cenderung parah, biasanya dokter spesialis saraf akan memberikan tindakan operatif.

Jadi, untuk memilih obat saraf kejepit yang tepat, diperlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis saraf. Nah, apabila kamu mengalami gejala seperti saraf kejepit, penting untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter saraf di klinik syaraf kejepit terdekat.

Kamu bisa melakukan konsultasi di Klinik Saraf Neuro Care by Klinik Pintar. Klinik saraf di Jakarta Selatan ini tidak hanya dilengkapi dengan peralatan medis terkini, namun juga didukung oleh puluhan dokter spesialis saraf yang tak perlu diragukan lagi kompetensinya.

Sumber:

Premier Spine Institute. 5 Causes of a Pinched Nerve.

Advanced Chiropractic and Rehab. Bad Back Habits: Ways You’re Making Your Back Pain Worse.

Surabaya Spine Clinic. Risk of Everyday Habit Cause Nerves Pinched.

Amankan Jadwal Anda di Klinik