Skip to main

8 Tanda Si Kecil Perlu Konsultasi ke Psikolog Anak

Ada beberapa tanda yang bisa orang tua kenali bahwa Si Kecil perlu konsultasi dengan psikolog anak.

Psikolog anak adalah seorang profesional kesehatan mental yang bisa membantu anak-anak dan remaja untuk mengatasi masalah kesehatan mental, emosional, sosial, dan perilaku sehingga mereka dapat hidup lebih baik.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami masalah kesehatan mental, lho. Orang tua pun perlu waspada akan hal ini, jangan sampai anak mengalami pengalaman negatif yang merugikan diri dan lingkungan sekitarnya.

Lantas kapan harus membawa anak ke psikolog? Yuk, jawabannya lebih lanjut!

Tanda Anak Perlu Konsultasi ke Psikolog Anak

Lantas, kapan harus ke psikolog? Berikut beberapa tanda si kecil membutuhkan konsultasi dengan psikolog anak.

1. Perilaku Negatif

Salah satu tanda Si Kecil membutuhkan psikolog anak adalah ketika mereka seringkali berperilaku negatif.

Dalam hal ini, perilaku negatif yang dilakukan bisa sangat beragam. Mulai dari menyakiti diri sendiri, menunjukkan perilaku yang merusak, memikirkan atau melakukan tindakan yang membahayakan, dan lainnya.

Ketika perilaku negatif yang dilakukan memengaruhi hubungan anak dengan teman-temannya, keluarga, atau masyarakat sekitar, meminta bantuan psikolog bisa jadi langkah yang tepat sehingga kenakalan tersebut dapat diatasi.

2. Perubahan Emosi

Adanya perubahan emosi secara drastis seperti sering tampak murung, sedih, dan putus asa, mengalami kecemasan berlebih, memiliki perubahan suasana hati yang ekstrim, hingga menunjukkan tanda-tanda depresi, sebaiknya orang tua waspada.

Apalagi, jika perubahan emosi tersebut memiliki dampak yang besar pada kehidupan anak di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitarnya.

Perubahan emosi yang terjadi secara signifikan tersebut bisa jadi tanda si kecil membutuhkan bantuan dari seorang profesional kesehatan mental.

3. Mengisolasi Diri

Tanda anak perlu konsultasi dengan psikolog lainnya yakni ketika mereka seringkali mengurung atau mengisolasi diri dari lingkungannya.

Hal ini karena perilaku mengisolasi diri bisa jadi salah satu tanda anak mengalami stres, kecemasan, depresi, hingga masalah mental lainnya.

Dengan bantuan psikolog, si kecil bisa memahami dan mengelola perasaannya secara lebih sehat.

4. Perubahan Kebiasaan dan Minat

Orang tua yang mendapati anaknya memiliki perubahan dalam hal kebiasaan dan minat, sebaiknya waspada dengan kesehatan mental mereka.

Pasalnya, adanya perubahan kebiasaan dan minat bisa jadi cara anak dalam bereaksi terhadap stres atau trauma yang mereka alami.

Apalagi, jika perubahan kebiasaan dan minat sudah memengaruhi kehidupan sehari-hari anak seperti hubungan dengan keluarga, prestasi di sekolah atau interaksi sosial.

Hal ini bisa jadi tanda bahwa anak memiliki masalah kesehatan mental sehingga perlu konsultasi dengan psikolog.

5. Memiliki Keluhan Fisik

Masalah kesehatan mental pada anak tidak hanya dapat dilihat dari perubahan perilaku atau perubahan emosi, lho. Beberapa anak yang mengalami masalah mental juga mungkin akan mengeluhkan berbagai keluhan fisik yang tidak dijelaskan secara medis.

Nah, jika si kecil mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau gejala fisik lain yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas, orang tua perlu waspada karena bisa saja ada masalah kesehatan mental di baliknya.

6. Gangguan Konsentrasi

Ketika anak mengalami gangguan konsentrasi dan kesulitan belajar di sekolah, hal ini bisa jadi salah satu tanda bahwa mereka membutuhkan penanganan profesional.

Anak yang sulit konsentrasi dan belajar bisa saja mengalami gejala kesehatan mental berupa gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), gangguan belajar seperti disleksia, hingga masalah emosional seperti kecemasan dan depresi.

Jangan sampai menyepelekan gejala ini, ya, moms. Hal ini karena gangguan fokus dan kesulitan belajar dapat menyebabkan anak merasa cemas, frustasi, dan kurang percaya diri.

Tanpa penanganan yang tepat, hal tersebut bisa berkembang menjadi masalah emosional yang lebih besar.

7. Pengalaman Traumatis

Tanda anak harus konsultasi dengan psikolog berikutnya yakni ketika mereka memiliki pengalaman yang traumatis.

Dalam hal ini, pengalaman traumatis bisa berupa perceraian orang tua, kehilangan orang yang disayangi, pelecehan atau kekerasan.

Anak dengan pengalaman traumatis ini biasanya lebih rentan mengalami mimpi buruk dan reaksi emosional yang kuat sehingga kesejahteraan mental mereka terancam.

Jadi, sebaiknya orang tua mengajak mereka untuk pergi ke psikolog agar anak bisa belajar mengelola dampak psikologis akibat trauma dan memulihkan diri secara efektif.

Dengan penanganan yang tepat, anak bisa beradaptasi dan berkembang lebih optimal setelah melewati peristiwa traumatis tersebut.

8. Masalah Mental dalam Keluarga

Meski tidak selalu terjadi, akan tetapi faktor genetik juga bisa memengaruhi kondisi mental anak, lho.

Ketika salah satu anggota keluarga memiliki masalah mental, si kecil juga mungkin akan mengembangkan gangguan mental yang serupa.

Beberapa gangguan kesehatan mental yang umumnya diturunkan secara genetik yakni autisme, gangguan bipolar, gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), depresi, dan skizofrenia.

Itulah beberapa tanda anak perlu konsultasi dengan psikolog yang sebaiknya orang tua waspadai.

Baca Juga:

Jika si kecil mengalami salah satu tanda di atas, jangan ragu untuk mengajak mereka ke klinik psikolog terdekat, ya. Salah satunya Klinik Armedika Kelapa Gading by Klinik Pintar.

Sebagai salah satu klinik tumbuh kembang terbaik di Jakarta, Klinik Armedika Kelapa Gading by Klinik Pintar menghadirkan layanan klinik psikolog anak yang dilengkapi tim medis yang profesional dan ramah anak.

Tak hanya layanan konsultasi anak, di klinik tumbuh kembang anak Jakarta ini parents juga bisa menikmati layanan lainnya, seperti layanan terapi wicara anak, terapi okupasi anak, serta konsultasi dokter anak.

Sumber:

Verywell Family. Why Your Child May Need to See a Therapist.

Parents. 7 Signs Your Child Should See a Therapist.

All4kids. 6 Signs Your Child Needs Counseling.

Healthline. Can You Inherit a Mental Illness.

Jadwalkan Konsultasi di Klinik