Skip to main

Benarkah Puasa Bisa Kurangi Frekuensi Kejang pada Penderita Epilepsi?

Setiap tahunnya, 26 Maret diperingati sebagai Purple Day of Epilepsi atau Hari Epilepsi Sedunia. Di tahun ini, peringatan Hari Epilepsi Sedunia bertepatan dengan momen bulan Ramadan.

Puasa Ramadan merupakan ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam. Bagi masyarakat umum yang sehat, berpuasa mungkin merupakan hal yang biasa dilakukan.

Namun, bagaimana dengan penderita epilepsi? Apakah apakah aman untuk berpuasa dan benarkah puasa bisa kurangi frekuensi kejang?

Nah untuk mengetahui jawabannya, yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Mengenal Apa Itu Penyakit Epilepsi

Epilepsi adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan kejang berulang. Kejang terjadi ketika aktivitas listrik di otak tidak normal, menyebabkan hilangnya kontrol tubuh, sensasi, dan kesadaran.

Faktanya, epilepsi termasuk penyakit yang tidak menular melalui kontak fisik, air liur, atau udara.

Jadi, seseorang tidak akan menjadi epilepsi hanya karena berdekatan atau berinteraksi dengan penderita epilepsi.

Bolehkah Penderita Epilepsi Berpuasa?

Seperti yang sudah dijelaskan, epilepsi adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan kejang berulang.

Kejang atau kekambuhan ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kurang tidur, kelelahan, stres, melewatkan jadwal konsumsi obat, dan perubahan kadar gula darah.

Banyak orang dengan epilepsi bertanya-tanya apakah mereka aman untuk berpuasa. Jawabannya tergantung pada kondisi epilepsi yang dialami, seperti:

  • Pasien yang epilepsi sudah terkontrol dengan baik dan hanya minum 1 jenis obat, tidak masalah untuk berpuasa dengan penyesuaian dosis dan waktu minum obat

  • Pasien epilepsi yang memerlukan pemakaian lebih dari 1 jenis obat anti epilepsi tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Sebab, beberapa obat epilepsi dapat meningkatkan risiko kejang jika tidak diminum tepat waktu

  • Pasien yang sedang dalam proses titrasi obat serta yang sering mengalami kekambuhan, disarankan untuk tidak berpuasa

Nah sebelum kamu berpuasa, penting untuk melakukan konsultasi ke dokter spesialis saraf. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan membuat rekomendasi yang terbaik untukmu.

Mitos atau Fakta, Puasa Bisa Kurangi Frekuensi Kejang pada Penderita Epilepsi?

Penelitian tentang efek puasa pada penderita epilepsi menunjukkan hasil yang beragam.

Beberapa penelitian menemukan peningkatan kejang saat berpuasa, sementara penelitian lain menunjukkan adanya penurunan intensitas atau frekuensi kejang pada jenis kejang tertentu.

Pada penelitian tersebut yang melibatkan beberapa penderita epilepsi, ditemukan bahwa penderita epilepsi yang berpuasa selama bulan Ramadan mengalami lebih sedikit kejang saat berpuasa dan sebulan setelahnya

Namun para peneliti berpendapat bahwa peningkatan risiko kejang selama puasa Ramadan dapat terjadi apabila pasien mengalami masalah gangguan tidur dan perubahan waktu minum obat epilepsi.

Karenanya, konsultasi dengan dokter spesialis saraf terdekat sangat penting untuk mengelola risiko ini.

Tips Puasa untuk Penderita Epilepsi

Puasa Ramadhan dapat menjadi tantangan bagi penderita epilepsi, karena perubahan pola makan dan tidur dapat meningkatkan risiko kejang.

Namun, dengan persiapan yang baik, banyak penderita epilepsi yang dapat berpuasa dengan aman.

Berikut beberapa tips puasa untuk penderita epilepsi:

1. Konsultasi dengan Dokter

Sebelum memulai puasa, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menilai kondisimu dan menentukan apakah kamu cukup sehat untuk berpuasa.

2. Minum Obat Anti Epilepsi Tepat Waktu

Dengan melakukan konsultasi dengan dokter, nantinya dokter dapat membantumu menyesuaikan dosis obat antiepilepsi.

Pastikan untuk minum obat sesuai resep dokter dan jangan telat untuk mencegah kekambuhan.

3. Sahur Mendekati Waktu Subuh

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko kejang, jadi pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup yaitu 7-8 jam setiap malam.

Disarankan untuk tidak bangun sahur terlalu awal karena khawatir kamu akan kekurangan waktu tidur. Jadi, usahakan sahur mendekati waktu imsak atau subuh.

4. Makan Sahur dengan Menu yang Sehat

Tips puasa untuk penderita epilepsi selanjutnya yaitu memilih makanan sahur dengan gizi seimbang untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Pilihlah makanan yang kaya akan protein, serat, dan karbohidrat kompleks. Hindari makanan yang tinggi lemak dan gula.

Selain itu, pastikan kamu minum air putih yang cukup selama bulan Ramadan untuk mencegah dehidrasi. Sebab, dehidrasi dapat meningkatkan risiko kejang.

5. Perhatikan Tanda-tanda Hipoglikemia

Hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dapat meningkatkan risiko kejang.

Segera makan atau minum makanan yang mengandung gula jika kamu mengalami tanda-tanda hipoglikemia, seperti pusing, gemetar, dan berkeringat.

Jika kamu merasa tidak sehat, kamu boleh membatalkan puasa.

Dari penjelasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa tidak semua penderita epilepsi disarankan untuk berpuasa.

Karenanya apabila kamu ingin tetap aman selama puasa penting untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu.

Dalam hal ini, Klinik Neuro Care by Klinik Pintar bisa jadi salah satu layanan medis yang bisa dipilih untuk konsultasi sekaligus terapi bagi penderita epilepsi.

Untuk membantu penderita epilepsi maupun pasien dengan gangguan saraf lainnya mendapatkan kesehatan saraf yang optimal di bulan Ramadan, Klinik Neuro Care by Klinik Pintar menghadirkan beragam promo spesial #RamadanWaktunyaSehat.

Apa saja promo serta syarat dan ketentuannya? Yuk simak selengkapnya dan jangan lewatkan kesempatan untuk ambil promonya di Website Klinik Neuro Care by Klinik Pintar.

Baca Juga:

Sumber:

Epilepsy Action. Fasting And Epilepsy.

International League Against Epilepsy. Fasting During Ramadan May Reduce Seizure Frequency.

Republika. Kata Siapa Penderita Epilepsi Tak Bisa Puasa

Konsultasikan Masalah Sarafmu di Klinik