Skip to main

Penyebab Anak Suka Merebut Barang Milik Orang Lain dan Cara Mengatasinya

Parents pasti pernah melihat anak-anak atau justru si kecil kerap merebut mainan atau barang milik orang lain? Bahkan tak hanya merebut mainan, mereka juga kerap mengklaim mainan milik temannya menjadi miliknya.

Rebutan mainan memang umum terjadi pada anak-anak, terutama balita.

Namun tanpa orang tua sadari, ada beberapa alasan mengapa anak suka merebut barang milik orang lain, lho!

Yuk ketahui penyebab anak suka rebutan mainan supaya nantinya parents bisa mengatasinya dengan tepat!

Penyebab Anak Suka Merebut Barang Milik Orang Lain

Jika parents mengalami situasi yang sama, di mana anak rebutan mainan, parents jangan khawatir.

Menurut para ahli, ini adalah perilaku normal pada balita. Berikut beberapa alasan dari tindakan mereka:

1. Ingin Bermain Bersama

Merebut mainan milik orang lain memang tidak dibenarkan. Namun, pada beberapa anak, perilaku ini bisa jadi merupakan cara mereka untuk menunjukkan keinginan untuk bermain bersama.

Meraih mainan bisa menjadi cara balita untuk menunjukkan kehadirannya. Terlebih balita umumnya belum bisa mengomunikasikan keinginannya.

Jadi dengan cara merebut mainan lah mereka menganggap sebagai cara untuk bermain bersama.

2. Belum Memahami Konsep Kepemilikan

Pada usia dini, anak-anak masih belum memahami konsep kepemilikan. Terlebih pada usia balita, anak masih dalam tahap perkembangan kognitif yang disebut "egosentris".

Mereka melihat dunia dari sudut pandang mereka sendiri dan belum bisa memahami bahwa orang lain memiliki hak yang sama atas benda-benda.

Si kecil pun belum memiliki pemahaman yang jelas tentang konsep "memiliki" dan "milik".

Mereka belum mengerti bahwa setiap orang memiliki barangnya sendiri dan mereka tidak boleh mengambilnya tanpa izin.

Sebab, bagi mereka, semua mainan yang menarik adalah milik bersama dan boleh diambil sesuka hati.

3. Kurangnya Kemampuan Berkomunikasi

Anak-anak yang masih kecil mungkin belum bisa mengkomunikasikan keinginannya dengan baik.

Mereka mungkin belum bisa berkata-kata dengan jelas atau mengungkapkan perasaannya dengan tepat.

Seperti yang telah dijelaskan di atas. Merebut mainan bisa jadi cara mereka untuk menunjukkan bahwa mereka ingin bermain dengan mainan tersebut atau justru ingin bermain bersama pemilik mainan.

4. Iri dengan Temannya

Rasa iri bisa menjadi salah satu penyebab anak suka merebut mainan milik orang lain.

Pada usia dini, anak-anak masih belajar tentang konsep kepemilikan dan berbagi.

Ketika mereka melihat mainan yang menarik milik temannya, mereka mungkin belum memahami bahwa mainan itu bukan milik mereka.

Rasa iri dan keinginan untuk memiliki mainan tersebut dapat mendorong mereka untuk merebutnya.

5. Mencari Perhatian

Terkadang, anak-anak merebut barang milik orang lain sebagai cara untuk mencari perhatian dari orang dewasa di sekitarnya atau justru teman sebayanya.

Ini dilakukan karena anak merasa bosan atau diabaikan, dan mereka mencari cara untuk mendapatkan perhatian.

Sebab dengan cara tersebut, mereka bisa mendapatkan perhatian dan penasaran dengan reaksi dari orang lain.

Cara Mengatasi Anak yang Suka Merebut Barang Orang Lain

Sebagai orang tua, melihat anak suka merebut barang orang lain bisa membuat frustasi dan khawatir.

Perilaku ini, meskipun umum terjadi pada anak-anak, dapat menjadi tanda masalah yang lebih besar jika tidak diatasi dengan tepat.

Berikut beberapa tips untuk mengatasi anak yang suka merebut barang orang lain:

1. Tetap Tenang

Saat anak merebut barang, penting untuk tetap tenang dan tidak memarahi mereka. Kemarahan hanya akan memperburuk situasi dan membuat anak merasa takut atau terancam.

Jelaskan dengan tenang bahwa merebut barang orang lain tidak boleh dilakukan dan berikan contoh perilaku yang baik.

Mengubah perilaku anak membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan berharap anak akan langsung berubah setelah Anda mencoba menasehatinya.

Jadi, teruslah berusaha dan konsisten dalam mendisiplinkan anak.

2. Perhatikan Si Kecil Saat Bermain

Seringkali, balita mengambil mainan karena ingin menarik perhatian orang di sekitarnya. Mereka mungkin tertarik dengan mainan temannya dan ingin ikut serta bermain.

Untuk mengatasi hal ini, moms bisa mengatakan, “Lihat bagaimana Olivia bermain dengan kelinci itu! Itu sangat menyenangkan, bukan? Yuk kita lihat apa yang dia lakukan, jadi adik kembalikan mainannya dahulu ya”

Setelah itu, ajak lah anak untuk duduk bersama menyaksikan temannya sedang bermain dan ajak si kecil untuk bermain bersama.

3. Ajari Konsep Kepemilikan

Anak-anak perlu memahami konsep kepemilikan. Jelaskan bahwa setiap orang memiliki barang sendiri dan mereka harus menghormati hak orang lain.

Ajarkan mereka untuk meminta izin sebelum mengambil barang orang lain dan untuk mengembalikannya setelah selesai digunakan.

4. Ajari Cara Berbagi

Sebagai orang tua, yang seharusnya dilakukan saat melihat dua anak saling berebut yaitu dengan mengajarkan cara berbagi.

Moms bisa mengajari konsep berbagi dengan cara sederhana seperti bermain “Giliranku, giliranmu”

Dalam permainan yang mudah dimainkan ini, Anda dan anak perlu bergiliran melakukan aktivitas sederhana, seperti mengelus kucing kesayangan.

Anda bisa mulai mengatakan kepada si kecil, "Giliran bunda, ya". Lalu Anda bisa mengelus kucing selama beberapa detik.

Kemudian Anda bisa berkata kepada si kecil, "Nah sekarang giliran adik" dan biarkan dia mengelus kucingnya selama beberapa detik. Lalu Anda berkata kembali, "Giliran bunda lagi ya," dan minta anak untuk berhenti karena kini saatnya giliran Anda untuk mengelus kucing.

Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan pengatur waktu agar anak Anda mengetahui kapan setiap giliran tiba. Buat dia bergantian lebih lama dari Anda, dan dia akan mulai menganggap bergantian sebagai sesuatu yang wajar untuk dilakukan.

5. Tawarkan Penggantinya

Apabila si kecil tidak kunjung bermain bergantian dengan temannya dan tetap merebut mainan temannya, Anda bisa menawarkan mainan pengganti yang mirip dengan mainan yang diperebutkan.

Sambil menawarkan mainan pengganti, moms bisa memberinya pemahaman “Adik mau tidak pakai mainan yang ini, nanti adik bisa main sama-sama dengan yang lain”.

6. Berikan Konsekuensi

Jika anak terus merebut barang setelah Anda mencoba semua tips di atas, berikan mereka konsekuensi yang logis. Konsekuensi ini harus sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak.

Hindari hukuman fisik atau verbal. Gunakan konsekuensi sebagai pembelajaran.

Untuk anak usia 1-2 tahun, Anda bisa mengambil kembali barang yang direbut dan berikan kepada pemiliknya.

Katakan, "Ini bukan milikmu. Ini milik temanmu." Lalu, jauhkan anak dari situasi yang memicu perebutan barang.

Untuk anak usia 3-4 tahun, jelaskan kepada anak mengapa merebut barang itu tidak boleh. Anda bisa menjelaskan "Merebut barang itu tidak baik. Kita harus meminta dengan sopan."

Berikan anak waktu tunggu (time-out) singkat. Dudukkan anak di tempat yang tenang selama beberapa menit.

Kemudian, minta anak untuk mengembalikan barang yang direbut dan meminta maaf kepada pemiliknya.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda dan mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda dalam mengatasi anak yang suka merebut barang milik orang lain.

Cobalah beberapa tips di atas dan temukan apa yang paling cocok untuk anak Anda.

Jika Anda merasa khawatir dengan perilaku anak, konsultasikan dengan psikolog anak terdekat. Anda bisa menemui psikolog anak terbaik di Jakarta di Klinik Armedika by Klinik Pintar.

Selain ramah anak, klinik tumbuh kembang anak di Jakarta ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang untuk membuat anak merasa nyaman selama perawatan.

Baca Juga:

Sumber:

Lovery. What to do when your 1-year-old takes another child’s toy.

Smart Parenting. Why Your Toddler Becomes 'Mean' About Toys With Other Kids And What You Can Do About It.

Babycentre. How can I teach my child to stop hitting other children and grabbing toys?.

Konsultasikan dengan Psikolog Anak