Skip to main

Kenali Tanda dan Penyebab Anak Hiperaktif

Anak yang selalu berbicara atau berlari dan berteriak ke sana ke mari, sering dianggap hiperaktif. Hiperaktivitas kerap diduga disebabkan oleh anak yang kurang disiplin, kecerdasan anak rendah, atau pola asuh yang buruk

Padahal, belum tentu perilaku anak yang sangat aktif disebabkan oleh beberapa hal tersebut. Lantas, apa yang menyebabkan anak hiperaktif? Yuk, simak ulasannya di sini.

Konsultasikan Segera

Apa itu Hiperaktif?

Menurut National Institute of Mental Health, hiperaktif adalah kondisi ketika seseorang bergerak terus-menerus, terlalu gelisah, kerap mengetuk-ngetukan jari, atau berbicara tanpa henti.

Perlu diketahui, butuh waktu anak untuk mengembangkan keterampilan mengendalikan perilaku. Tidak semua anak punya kemampuan mengendalikan perilakunya di waktu yang sama.

Seorang anak mungkin mulai bisa mengendalikan dirinya pada usia 4 tahun, sementara yang lain membutuhkan waktu hingga usia 6 tahun.

Gejala hiperaktif pada anak dapat bervariasi dan muncul di usia yang berbeda. Anak dengan hiperaktivitas mungkin akan menunjukkan gejala, seperti:

  • Berlari dan berteriak saat bermain bahkan di dalam ruangan.
  • Berdiri di kelas dan berjalan-jalan saat guru sedang berbicara.
  • Bergerak cepat hingga menabrak orang dan benda di sekitarnya.
  • Bermain terlalu kasar dan secara tidak sengaja melukai anak-anak lain atau diri mereka sendiri.
  • Banyak menyela atau berbicara terus-menerus.
  • Kesulitan untuk duduk diam untuk makan dan aktivitas tenang lainnya.

Pada remaja, hiperaktif dapat ditandai ketika mereka duduk sembari terus-menerus menggeliat, menggoyang-goyangkan kaki, atau mengutak-atik sesuatu.

Sementara itu, pada orang dewasa hiperaktif, kemungkinan gerak berlebih pada tubuhnya akan berkurang, namun masih merasa gelisah. Anak hiperaktif memiliki energi yang cukup banyak sehingga dapat membuat orang lain lelah.

Baca Juga:

Penyebab Anak Hiperaktif

Hiperaktif adalah sebuah kondisi yang menjadi gejala suatu penyakit atau gangguan. Hiperaktivitas dapat menjadi salah satu gejala gangguan tumbuh kembang anak jenis ADHD (gangguan defisit atensi hiperaktivitas).

Dilansir dari Very Well Health, penyebab hiperaktif paling umum adalah:

  • ADHD.
  • Autisme.
  • Gangguan mood seperti depresi dan kecemasan.
  • Gangguan psikologis.
  • Gangguan tiroid (hipertiroidisme), gangguan otak, atau saraf pusat.
  • Mengalami bully.
  • Konsumsi obat yang mengganggu fungsi otak.

Hiperaktif sering dikaitkan dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan defisit atensi hiperaktivitas. Namun, keduanya adalah kondisi yang berbeda.

Kondisi hiperaktivitas pada anak ADHD terjadi karena bagian otak tertentu membutuhkan waktu lebih lama berkembang.

Bagian otak ini bertanggung jawab atas sekelompok keterampilan yang disebut fungsi eksekutif, yakni mencakup pengendalian diri. Para peneliti juga melihat adanya peran gen ADHD yang cenderung diturunkan dalam keluarga.

Konsultasikan Segera

Menangani Anak Hiperaktif

Anak-anak yang hiperaktif membutuhkan cara-cara positif untuk menghabiskan energi berlebih.

Oleh sebab itu, panganan kondisi ini membutuhkan dukungan dan bantuan dari orang-orang di sekitar anak, terutama keluarga.

Di antaranya, orangtua dapat memberikan permainan, aktivitas, dan tugas yang melibatkan aktivitas fisik. Olahraga teratur juga dapat membuat gejala hiperaktivitas anak bisa dikendalikan lebih baik.

Apabila hiperaktif disebabkan oleh kondisi fisik, seperti gangguan saraf pusat, otak, atau tiroid, si kecil perlu mendapatkan pengobatan dari dokter untuk mengatasinya.

Amankan Jadwal Anda di Klinik