Skip to main

Penyebab Nyeri Sendi dan Cara Mengatasinya

Sendi adalah bagian penting dari tubuh yang membantu anggota tubuh bergerak dan terdiri dari sendi kaku, sendi mati, dan sendi gerak. Dalam dunia medis, nyeri pada persendian disebut juga sebagai arthralgia. Ketika kamu mengalami nyeri pada persendian, hal itu tentunya bisa membuat tidak nyaman dan bahkan bisa membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.

Meski sebagian besar kasus nyeri sendi tergolong ringan dan tidak memerlukan perawatan medis lebih lanjut, namun gangguan kesehatan ini tak boleh disepelekan. Sebab, gejala nyeri sendi juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang sebenarnya kamu alami.

Untuk itu, yuk cari tahu penyebab, gejala, dan obat nyeri sendi! Dengan begitu, nantinya kamu mengetahui langkah apa yang harus dilakukan saat mengalami gejala-gejala nyeri sendi.

Penyebab Nyeri Sendi

Thumbnail 2 - Penyebab Nyeri Sendi dan Cara Mengatasinya.jpg

Banyak kondisi dan faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami nyeri sendi. Jika kamu mengalami nyeri pada beberapa bagian sendi, itu berarti kamu mengalami polyarthralgia.

Mencari tahu penyebab nyeri sendi dan memulai mencari perawatan yang sesuai tentunya dapat mencegah kamu dari masalah komplikasi.

Berikut adalah beberapa penyebab umum nyeri sendi:

1. Cedera

Cedera adalah penyebab umum nyeri sendi. Cedera dapat terjadi akibat penggunaan sendi yang berlebihan atau dari benturan yang menyebabkan patah tulang , keseleo, atau tegang.

Misalnya, Ligamen yang cedera dapat menyebabkan nyeri sendi, terutama di sekitar lutut dan pergelangan kaki. Ligamen adalah jaringan berserat yang berperan sebagai penghubung antar tulang. Trauma, seperti pukulan yang kuat, adalah penyebab utama cedera ligamen.

2. Osteoarthritis

Selain cedera, osteoarthritis juga menjadi salah satu penyebab paling umum dari nyeri sendi. Osteoarthritis terjadi akibat lapisan sendi (tulang rawan) mengalami kerusakan.

Meskipun osteoarthritis dapat merusak sendi mana pun, penyakit ini paling sering menyerang lutut, tangan, dan pinggul. Faktor risiko utama osteoarthritis adalah obesitas, cedera traumatis, atau kurangnya aktivitas fisik.

Untuk membantu meringankan gejala osteoarthritis, kamu bisa menurunkan berat badan apabila kamu dikategorikan obesitas, rutin berolahraga, dan melakukan terapi fisik.

3. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi persendian, di mana rheumatoid arthritis dapat menyebabkan nyeri sendi, kaku, dan bengkak di beberapa sendi.

Selain nyeri, kaku, dan bengkak pada persendian, saat kamu mengalami rheumatoid, kamu juga bisa merasakan gejala lainnya, seperti penurunan berat badan, demam, kelelahan, dan kelemahan.

Tak hanya memengaruhi sendi, rheumatoid arthritis juga dapat memengaruhi jaringan lain di seluruh tubuh dan menyebabkan masalah pada organ seperti paru-paru, jantung, dan mata.

4. Asam Urat

Asam urat adalah salah satu jenis penyakit radang sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat. Asam urat menyebabkan zat kimia menumpuk di dalam darah yang kemudian asam ini bocor ke persendian dan membuat kristal di persendian, cairan, dan jaringan tubuh.

Kristal asam urat bisa sangat menyakitkan dan menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada persendian, seperti jempol kaki, tangan, pergelangan tangan, atau lutut.

5. Tendinitis

Tendinitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada tendon (jaringan yang menghubungkan otot dan tulang). Tendinitis dapat terjadi pada tendon manapun. Tapi itu paling umum di sekitar bahu, siku, pergelangan tangan, lutut, dan tumit.

Tendinitis sering terjadi akibat cedera olahraga atau gerakan berulang. Tapi bisa juga disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, akibat infeksi, pengaruh kondisi metabolik seperti diabetes, dan efek samping obat-obatan.

Baca Juga:

Faktor Risiko Nyeri Sendi

Nyeri sendi adalah sensasi yang tidak nyaman yang timbul akibat adanya peradangan pada sendi.

Meski nyeri sendi bisa menyerang siapa saja, namun dr. Laresi Indah, Sp. N, dokter spesialis saraf Klinik Neuro Care mengungkapkan bahwa nyeri sendi cenderung menyerang seseorang dengan kondisi berikut:

  • Kelebihan berat badan
  • Kebiasaan merokok
  • Menggunakan otot secara berlebihan untuk aktivitas tertentu, seperti bekerja atau berolahraga
  • Orang berusia lanjut lebih rentan mengalami nyeri sendi

Gejala Nyeri Sendi

Gejala nyeri sendi yang cenderung ringan biasanya berupa kelemahan pada sendi dan kelelahan.

Sahabat Pintar perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami gejala, seperti:

  • Nyeri sendi disertai dengan demam
  • Apabila area di sekitar sendi tampak merah dan bengkak dengan cepat
  • Mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari yang ringan.
  • Apabila nyeri sendi menyebabkan anggota gerak yang dihubungkan menjadi kaku atau gerakannya terbatas (Contoh: bahu sulit diangkat atau diputar, lutut sulit ditekuk, dan jari-jari kaku)

Obat Nyeri Sendi

Untuk mengatasi nyeri sendi, kamu bisa mengonsumsi obat nyeri sendi yang biasanya dijual bebas di apotek. Namun, obat nyeri sendi ini digunakan bukan untuk mengobati masalah nyeri sendiri keseluruhan, melainkan hanya untuk meringankan gejalanya saja.

Selain dengan obat nyeri sendi, ada beberapa pilihan pengobatan lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah persendian, seperti:

Pengobatan Rumahan

Apabila gejala nyeri sendi yang kamu alami masih tergolong ringan, kamu bisa melakukan pengobatan sederhana di rumah dengan cara berikut:

  • Mengompres bagian nyeri sendi dengan bantalan pemanas selama 15 menit
  • Rutin melakukan olahraga juga bisa membantu meredakan gejala nyeri sendi, karena olahraga dapat membantu mengembalikan fungsi dan kekuatan sendi
  • Apabila kamu mengalami kelebihan berat badan, kamu bisa melakukan penurunan untuk mengurangi ketegangan pada persendian
  • Menggunakan obat topikal seperti salep khusus pereda nyeri untuk membantu meringankan rasa sakit.

Jika obat nyeri sendi atau perawatan tersebut tidak mengurangi rasa sakit, dr. Laresi Indah menyarankan agar kamu segera melakukan konsultasi ke dokter. Nantinya, obat nyeri sendi akan tetap disesuaikan dengan penyebabnya.

Oleh karena itu, akan dilakukan serangkaian tes untuk memastikan penyebab nyeri tersebut, seperti tes darah dan urin, analisis cairan sendi, foto rontgen, USG, dan seragkaian tes lainnya.

Setelah itu dokter akan meresepkan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi yang dialami. Bila nyeri berkelanjutan, pemberian obat dapat pula dibarengi dengan pemasangan neuromuscular taping yang bersifat tidak invasif pada area yang sakit.

Pada kondisi lanjut, dapat pula dilakukan penyuntikan di area sendi yang sakit sesuai dengan indikasi dokter. Bila perlu, dokter mungkin juga menyarankan untuk dilakukan terapi rehabilitasi seperti fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas tubuh guna membantu menjalani aktivitas sehari-hari

Fisioterapi dapat membantu memulihkan pergerakan ketika seseorang terkena cedera.

Tak hanya untuk pengobatan sendi, fisioterapi juga dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, seperti kondisi yang menyerang saraf dan otak (masalah pergerakan akibat stroke, multiple sclerosis (MS), dan penyakit Parkinson), masalah jantung (rehabilitasi setelah serangan jantung), dan masalah paru maupun pernapasan (penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan fibrosis kistik).

Jika kamu mengalami gejala nyeri sendi, sebaiknya jangan abaikan dan segera lakukan pemeriksaan. Terlebih jika gejala nyeri sendi tidak membaik setelah kamu melakukan perawatan mandiri di rumah.

Sumber:

Cleveland Clinic. Joint Pain: Symptoms, Causes, and Treatment.

Medical News Today. Joint Pain: Causes, Symptoms, and Treatment. 6 Oktober 2020.

Health. 8 Health Conditions That Cause Joint Pain.

Jadwalkan Terapi di Klinik